RI Mau Evaluasi Perjanjian Dagang dengan Australia 5 Tahun Sekali

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 15 Mei 2025 15:33 WIB
Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Jakarta -

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Presiden Prabowo Subianto meminta ada peninjauan rutin pada perjanjian dagang Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah terjalin sejak 2020. Menurutnya, perjanjian dagang ini perlu dievaluasi setiap 5 tahun sekali.

Ada beberapa komoditas strategis yang akan masuk dalam evaluasi perjanjian dagang kali ini. Indonesia mengusulkan lebih banyak mineral kritis yang masuk dalam cakupan perjanjian dagang dengan Negeri Kanguru.

Hal ini jadi pembahasan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

"Kami akan mengevaluasi CEPA, karena CEPA dalam 5 tahun itu harus dievaluasi, dan pada waktu pendataan tahun 2020 dengan periode sekarang sudah 5 tahun. Jadi sudah waktunya, dalam nanti negosiasi ini tentu hal strategis baru perlu kita masukkan, termasuk kerja sama di critical mineral," sebut Airlangga ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).

"Kalau investasi sesudah CEPA meningkat, sekarang kita targetnya CEPAnya memasukkan critical mineral di dalamnya," lanjutnya.

Beberapa komoditas yang jadi sasaran misalnya lithium dan mangan dari Australia. Komoditas semacam ini perlu dimudahkan perdagangannya dalam perjanjian IA-CEPA.

"Dia punya lithium dan mangan. Saat sekarang pun Indonesia impor sekitar 80.000 ribu lithium dari Australia untuk diproses di kawasan industri kita yang ada di Morowali," kata Airlangga.

Simak juga Video: Ekonom Ungkap Dampak Bila Kuota Impor Dihapus di Tengah Perang Dagang




(hal/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork