Prabowo Mau Bangun 1.000 Kampung Nelayan Merah Putih

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 05 Jun 2025 12:33 WIB
Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono. Foto: Retno Auu/detikcom
Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan Presiden Prabowo Subianto menginteruksikan untuk membangun 1.000 Kampung Nelayan Merah Putih hingga 2026. Sebagai tahap awal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun 100 Kampung Nelayan tahun ini.

Pria yang akrab disapa Trenggono menyampaikan telah melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait model kampung nelayan. KKP telah membangun Kampung Nelayan Modern Samber-Binyeri yang terletak di ujung barat Pulau Biak. Menurut Trenggono, Prabowo telah menyetujui agar semakin banyak dibangun kampung nelayan.

"Ini saya laporkan kepada Bapak Presiden, lalu jawaban beliau adalah, itu yang dibintangi, yang dibintangi itu dirubah saja menjadi kampung nelayan seperti ini. Alhamdulillah, maka tahun ini ditargetkan 100 kampung nelayan, dari yang dibintangi itu untuk digeser, untuk menjadi seperti ini," kata Trenggono dalam acara International Day for IUU Fishing, Kamis (5/6/2025).

Kemudian, Trenggono menyebut Prabowo meminta untuk menambahkan hingga 1.000 Kampung Nelayan Merah Putih. Menurut Trenggono, kampung nelayan ini dapat meningkatkan produktivitas serta pendapatan nelayan hingga 100%.

"Lalu beliau tambahkan lagi, 2025-2026, seribu Kampung Nelayan Merah Putih harus dibangun. Karena kalau ini bisa terjadi, maka produktivitas masyarakat nelayan akan meningkat, dan peningkatan itu bisa, itu peningkatannya 100%," jelas Trenggono.

Permintaan Prabowo ini muncul usai Trenggono memaparkan Kampung Nelayan Modern Samber-Binyeri di Biak berhasil meningkatkan produksi dan pengiriman ikan. Trenggono pun menilai melalui kampung nelayan dapat meningkatkan pendapatan dari Rp 3 juta menjadi Rp 6 juta.

"Kalau ini dijadikan, bayangkan tuh, ada seluruh sarana yang terintegrasi di situ. Kami tidak mikir soal bagaimana rumahnya, tapi kami mikir bagaimana produktivitas mereka meningkat, bagaimana kualitas mereka tetap baik dan seterusnya. Yang sebelumnya esnya beli dari kulkas-kulkas, lalu penjualannya ke pasar menggunakan sepeda motor. Sekarang mereka begitu (ikan) ditangkap, esnya memang sudah ada pabriknya di situ. Lalu yang kemudian, yang kedua bisa disimpan langsung di cold storage-nya juga ada di situ," terang Trenggono.




(rea/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork