China Punya Kartu AS Dalam Negosiasi Tarif, Apa Itu?

China Punya Kartu AS Dalam Negosiasi Tarif, Apa Itu?

Amanda Christabel - detikFinance
Selasa, 10 Jun 2025 06:00 WIB
U.S. President Donald Trump meets with Chinas President Xi Jinping at the start of their bilateral meeting at the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo Purchase Licensing Rights
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping/Foto: REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo Purchase Licensing Rights

Pada April 2025, ketika ketegangan perdagangan antara kedua negara meningkat, China memberlakukan perizinan baru pada tujuh mineral langka dan beberapa elemen magnet, yang mengharuskan eksportir meminta persetujuan untuk setiap pengiriman dan menyerahkan dokumentasi untuk memverifikasi tujuan penggunaan bahan-bahan ini.

Setelah gencatan perang dagang yang dinegosiasikan di Jenewa, Trump berharap China mencabut pembatasan pada mineral-mineral langka tersebut. Namun, CNN melaporkan, lambatnya China dalam memberikan persetujuan memicu frustrasi yang mendalam di Gedung Putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mineral langka merupakan 17 elemen yang lebih melimpah daripada emas dan dapat ditemukan di banyak negara, termasuk AS. Namun, mineral langka ini dinilai sulit, mahal, dan mencemari lingkungan untuk diekstraksi dan diproses.

China mengendalikan 90% pemrosesan mineral langka secara global. Para ahli mengatakan, ada kemungkinan bahwa China berusaha menggunakan pengaruhnya atas mineral langka untuk membuat AS melonggarkan kontrol ekspornya sendiri yang bertujuan untuk memblokir akses China ke semikonduktor canggih AS dan teknologi terkait.

ADVERTISEMENT

Kamar Dagang AS di China mengatakan, beberapa pemasok China untuk perusahaan-perusahaan AS telah menerima lisensi ekspor selama enam bulan. Reuters juga melaporkan bahwa pemasok produsen mobil besar AS seperti General Motors, Ford, dan pembuat Jeep Stellantis diberikan lisensi ekspor sementara untuk jangka waktu hingga enam bulan.

Ekonom China dari Capital Economics, Leah Fahy mengatakan, meskipun China dapat mempercepat persetujuan lisensi untuk mendinginkan suhu diplomatik, akses global ke mineral langka China kemungkinan lebih dibatasi daripada sebelum April.

"China telah menjadi lebih tegas dalam penggunaan kontrol ekspor sebagai alat untuk melindungi dan memperkuat posisi globalnya di sektor-sektor strategis, bahkan sebelum Trump menaikkan tarif China tahun ini," katanya Fahy.

Kesulitan Ekonomi China

Saat China menghadapi perang tarif dengan AS secara langsung, jelas bahwa hal itu terus menyebabkan kesulitan ekonomi di China. Data perdagangan China yang dirilis pada Senin (9/6) menggambarkan suramnya bagi ekonomi China sebagai negara yang bergantung pada ekspor.

Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Umum Bea Cukai China, pengiriman luar negeri dari China naik hanya 4,8% pada Mei 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya secara keseluruhan.

Penurunan tajam terjadi dari 8,1% yang tercatat pada April 2025, dan lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekspor sebesar 5%. Ekspor China ke AS mengalami penurunan tajam sebesar 34,5%. Penurunan tajam bulanan tersebut kian parah dari penurunan 21% pada April 2025, yang terjadi meskipun perang dagang diumumkan pada tanggal 12 Mei yang menurunkan tarif AS atas barang-barang China dari 145% menjadi 30%.

Namun, Juru Bicara Departemen Bea Cukai China, LÃŧ Daliang, memuji kekuatan ekonomi China, bahwa perdagangan barang China telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi tantangan eksternal.

Sementara itu, menurut data dari National Bureau of Statistics (NBS) menyatakan tekanan deflasi terus menghantui negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Pada Mei 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) China, yang menjadi tolok ukur inflasi, turun 0,1% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Deflasi di tingkat pabrik, yang diukur dengan Indeks Harga Produsen (PPI), memburuk dengan penurunan 3,3% pada Mei 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. NBS menyatakan, penurunan bulan lalu menandakan kontraksi tahunan (year on year) paling parah dalam kurun waktu 22 bulan.

Simak juga Video: AS-China Sepakat Turunkan Tarif Impor 10%


(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads