Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi bicara bagaimana dampak dari truk obesitas atau over dimension-over load (ODOL) kepada distribusi pangan. Menurutnya, keamanan dari truk saat mengirimkan pangan lebih penting dibandingkan dengan memaksakan kapasitas yang besar.
Karena dampaknya akan berbahaya bagi pengguna jalan hingga kerusakan jalan. Jika jalan rusak, biaya yang akan dikeluarkan oleh pemerintah akan meningkat.
"Dari sisi keamanannya itu juga berbahaya. Kemarin saya diskusi khusus, yang pertama jalannya jadi cepat rusak, itu biayanya tinggi. Kedua keamanan kendaraannya. Orang kalau biasa kapasitas 10, kemudian jadi 12, atau 13 atau 15, itu kalau direm juga susah. Makanya sering ada rem blong," kata dia ditemui di Yayasan Citra Sinergi Peduli, Pasir Angin Peuntas, Megamendung, Bogor, Selasa (24/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap pengusaha atau sopir truk mentaati aturan yang berlaku. Aturan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 28 Tahun 2021 tentang Pengawasan Muatan Angkutan Baranh dan Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.
Namun, soal dengan protes yang dilakukan para sopir terkait pelarangan truk obesitas atau over dimension-over load (ODOL), menurut Arief seharusnya jangan malah membuat pengiriman tertunda.
"Petani-peternaknya susah, yang punya bisnis trucking juga susah, sopirnya juga nggak kerja. Kemudian yang daerah konsumsi juga nggak bisa jadi penolong. Ini bisa disampaikan juga kepada publik keamanan berkendaraan itu juga penting," terangnya.
Ia khawatir, jika kondisi tersebut membuat tertundanya pengiriman bahan makanan akan mengganggu pasokan hingga harga pangan yang akan meningkat.
"Kalau menurut saya sudah ada aturannya itu bukan untuk dilanggar. Aturan itu untuk ditaatin. Kalau saya pribadi ya sebagai Kepala Badan, jadi aturan harus ditaati. Keamanan pangan ya harus dijaga. Kemudian keamanan berkendara juga harus dijaga, supply chain juga harus dijaga. Jangan malah naiknya harga karena tidak ada pengiriman," pungkasnya.
Sebagai informasi, Direktur Ketersediaan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indra Wijayanto mengatakan isu terkait dengan demo ODOL yang merambat ke pendistribusian telur dan cabai untuk daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar).
"Mengenai demo ODOL, ini sudah cukup mengganggu karena beberapa asosiasi telur maupun cabai, telah berkirim surat kepada kami mengenai keterlambatan, sehingga ini akan mengganggu pasokan, khususnya di Jakarta, di DKI," ungkap Direktur Ketersediaan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indra Wijayanto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025, dikutip dari YouTube resmi Kementerian Dalam Negeri, Senin (23/6/2025).
Simak juga Video: Audiensi Deadlock, Sopir Truk ODOL Jadi Nginap di Kantor Gubernur?