Pemerintah memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) untuk merealisasikan cita-cita bebas plastik pada 2040, salah satunya mengubah prilaku masyarakat. Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansya mengatakan harus ada daerah percontohan untuk merealisasikan cita-cita tersebut, walaupun akan menuai pro dan kontra di masyarakat.
"Karena penentangannya terutama dari para UMKM yang selama ini hidup dari jualan plastik itu. Ya, yang bisa diusahakan kan (Indonesia bebas plastik). Indonesia kan luas jadi mungkin di kota Jakarta aja dulu pilot project-nya agar plastik tidak ada. Jadi itu mungkin kota-kota betar aja dulu sebagai pilot project-nya. Misalnya Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang," kata dia kepada detikcom, Sabtu (28/6/2025).
Selain kebijakan, pemerintah juga perlu melibatkan pemerintah daerah hingga komunitas. Langkah ini diyakini dapat mengintervensi prilaku masyarakat untuk ikut mengurangi penggunaan plastik.
"Terus dalam hal ini, namanya pemerintah-pemerintah daerah, tapi juga bagaimana komunitas-komunitas itu dimanfaatkan. Di mana komunitas-komunitas jadi ada germas gerakan masyarakat," terangnya.
Meskipun cita-cita itu dinilai sulit untuk tercapai. Trubus mengatakan saat ini belum ada alternatif dari pengganti plastik untuk berbagai kebutuhan atau produk, terutama dari usaha mikro kelas menengah (UMKM).
"Sebenarnya pertama tergantung political will. Jadi kemauan politik dari pemerintah pusat dan daerah, kondisinya daerah ya terhadap kebijakan-kebijakan. Tapi kan persoalannya adalah kita ini dihadapkan oleh UMKM itu. UMKM mempunyai plastik kan. Jadi bagaimana kemudian pengganti dari plastik sendiri sampai hari ini kan belum terlalu jelas," jelasnya.
Sebenarnya, sudah ada langkah mengganti wadah plastik atau penggunaan plastik, namun kendalanya berbiaya tinggi. Kondisi ini yang umumnya memberatkan masyarakat.
"Misalnya di Jakarta juga orang benar-benar pakai plastik, bungkus plastik tapi kan penggantinya itu dengan berbiaya membeli lagi. Jadi alternatifnya sendiri sampai sekarang belum ada pengganti yang jelas, selain plastik itu apa gitu lho. Misalnya berbentuk kain, akhirnya biayanya mahal," pungkasnya.
(ada/ara)