Harga emas dunia diramal akan terus mengalami kenaikan sepanjang 2025 ini. Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyebut tingginya harga emas global ini dinilai dapat membuat harga emas di RI berada di atas Rp 2 juta per gram.
Secara umum, ia mengatakan harga emas dunia pada Senin (14/7) besok diperkirakan akan menguat hingga US$ 3.376,60 per troy ounce. Kalau perkiraan kenaikan ini benar terjadi, maka harga emas dunia diprediksi akan terus menguat hingga ke level US$ 3.443,70 per troy ounce dalam waktu dekat.
"Kalau saya lihat daily bahwa harga mas ini masih terus akan mengalami penguatan. Kalau seandainya menguat, ya di hari Senin kemungkinan besar akan tembus di level US$ 3.376,60. Kalau seandainya itu terkena, kemungkinan besar akan kembali naik di level US$ 3.443,70," kata Ibrahim dalam keterangan resminya, Minggu (13/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau seandainya turun, ya itu pun juga turunnya kemungkinan ke US$ 3.335,40. Ya kemungkinan, dan kalau seandainya masih bisa turun itu di US$ 3.340," sambungnya.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tinggi! |
Menurutnya terdapat empat faktor utama yang dapat mempengaruhi harga emas dunia, setidaknya dalam satu minggu ke depan. Pertama, pengumuman besaran tarif imbal balik Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara termasuk Kanada dan Uni Eropa yang berlaku mulai 1 Agustus nanti.
"Pertama adalah di hari Kamis (10/7), Trump mengatakan akan mengenakan tarif 35% terhadap Kanada mulai 1 Agustus. Lebih tinggi dari tarif sebelumnya yaitu 25%. Nah yang sebelumnya ini diancamkan oleh Trump, dan ini mengejutkan juga bagi pejabat-pejabat dari Kanada, kemudian Jepang, kemudian akan menyusul adalah Eropa," terangnya.
Kedua, terlepas dari ketidakpastian imbas perang dagang Trump, bank sentral AS alias The Fed pada semester kedua 2025 kemungkinan besar akan ada penurunan suku bunga. Kondisi ini kemudian dinilai akan turut membuat harga emas dunia kian terkerek.
"Penurunan suku bunga disebabkan oleh klaim pengangguran awal yang terus mengalami penurunan, kemudian inflasi pun juga cukup stabil. Nah sehingga apa? Sehingga ada ruang bagi bank sentral AS di tahun 2025 untuk menurunkan suku bunga. Apakah satu kali atau dua kali? Nah itu bisa melihat keadaan setelah perang dagang dijalankan," paparnya.
Kemudian faktor ketiga adalah tensi geopolitik di Timur Tengah yang tak kunjung mereda imbas perang Israel dan Palestina di Jalur Gaza. Belum terselesaikannya perang ini hingga menyulut Iran untuk ikut serta membuat komoditas emas semakin diburu investor, membuat permintaan naik yang tentu membuat harga juga ikut melambung.
Sementara keempat, potensi pengenaan sanksi terhadap Rusia oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa dinilai dapat memberikan ketidakpastian ekonomi global. Membuat banyak investor mencari simpanan yang lebih aman, yakni emas.
"Itu kemungkinan besar akan diumumkan di hari Senin. Apa yang akan dilakukan oleh Trump, kemudian Putin pun juga sudah menerima ancaman dari Trump, dan Putin pun juga siap untuk melakukan serangan balik. Ini yang kemungkinan besar akan membuat harga emas dunia kembali lagi mengalami penguatan," jelas Ibrahim.
Jika penguatan harga emas dunia ini benar terjadi, tentu harga logam mulia dalam negeri akan ikut terkerek. Mengingat harga emas di Indonesia sebagian besar masih berpatok pada perkembangan harga emas dunia.
"Hasilnya kemungkinan besar masih di atas Rp 2.000.000 atau Rp 2.150.000-an (per gram)," tegasnya.
(igo/kil)