Bos OJK Ungkap Tantangan Ekonomi RI: Daya Beli Loyo-Kelas Menengah Turun Kasta

Bos OJK Ungkap Tantangan Ekonomi RI: Daya Beli Loyo-Kelas Menengah Turun Kasta

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 16 Jul 2025 12:17 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (tengah) dan Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena (keempat kiri) berfoto bersama sejumlah pembicara dalam diskusi panel Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Forum tahunan bagi para pemangku kepentingan di bidang Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (GRC) bertujuan membangun komitmen, strategi, dan inisiatif baru dalam mengakselerasi peningkatan efektivitas good governance. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar/Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA
Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menghadapi sejumlah rintangan. Hal itu ia berdasarkan prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2026 yang berkutat di kisaran 4,7% berdasarkan data Bank Dunia dan OECD pada Juni lalu.

"Tantangan ekonomi Indonesia juga tidak ringan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia, OECD, dan tentu Kementerian Keuangan berada di kisaran 4,7% hingga 5,8%. Menunjukkan adanya moderasi dalam aktivitas ekonomi," ungkap Mahendra dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Mahendra menyebut, kondisi industri domestik hingga Juni 2025 masih menghadapi sejumlah tekanan pada posisi suplai. Sementara, di sisi permintaan masih melemah akibat turunnya kelas menengah dan berkurangnya lapangan kerja formal.

Meski begitu, Mahendra menyebut kinerja eksternal Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan dengan mencatatkan surplus perdagangan. Akan tetapi, daya saing Indonesia masih menurun.

"Daya saing Indonesia tetap menjadi perhatian utama untuk bisa dipertahankan," imbuhnya.

Mahendra menyebut, peran jasa keuangan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hingga akhir Desember 2024, aset sektor jasa keuangan mencapai Rp 14.550 triliun dengan kapitalisasi pasar modal sebesar Rp 12.097 triliun.

"Ini menunjukkan bahwa sektor jasa keuangan memiliki kekuatan struktural yang besar untuk menopang ketahanan ekonomi khususnya dalam menghadapi tekanan global," pungkasnya.

Tonton juga video "Sri Mulyani Ungkap Kabar Buruk Ancam Strategi Ekonomi Prabowo" di sini:

(ara/ara)


Hide Ads