Bos OJK: Kondisi Ekonomi Masih Menunjukkan Ketidakpastian yang Tinggi

Bos OJK: Kondisi Ekonomi Masih Menunjukkan Ketidakpastian yang Tinggi

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 16 Jul 2025 11:54 WIB
Rapat OJK di DPR, Rabu (16/7/2025).
Rapat OJK di DPR/Foto: Andi Hidayat/detikcom
Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan ekonomi global masih penuh tantangan kendati Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memangkas tarif impor kepada sejumlah negara. Kondisi ini juga mempengaruhi arah dan kebijakan strategis OJK pada 2026.

Mahendra menjelaskan, Bank Dunia juga telah merevisi perkiraan ekonomi global 2026 imbas kondisi ekonomi hingga Juni 2025. Menurutnya, ketidakpastian ini dipersulit oleh perkembangan geopolitik, ketegangan di Timur Tengah, hingga perang dagang.

"Sekalipun telah terlihat sedikit mereda pasca kesepakatan dagang dari beberapa negara terutama kesepakatan sementara antara Amerika Serikat dan Tiongkok," ungkap Mahendra dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Mahendra menyebut sejumlah otoritas moneter dunia masih mengadopsi pendekatan wait and see seiring potensi pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan oleh The Fed. Ia menyebut, bunga The Fed berpotensi dipangkas menjelang akhir 2025.

"Kondisi perekonomian pada pertengahan tahun 2025 masih menunjukkan ketidakpastian yang tinggi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Negosiasi Tarif AS-RI Tercapai

Presiden AS Donald Trump mengatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Indonesia setelah berbicara dengan Presiden Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan Trump pada Selasa (15/7).

Mengutip CNN, Rabu (16/7), beberapa jam setelah mengumumkan kesepakatan tersebut di Truth Social, Trump menyampaikan isi kesepakatan itu adalah Indonesia tidak mengenakan tarif apapun atas ekspor dari AS, sementara AS akan mengenakan tarif sebesar 19% atas produk dari Indonesia, turun dari sebelumnya 32%.

Dalam unggahan berikutnya di Truth Social, Trump mengatakan bahwa kesepakatan tersebut telah "diselesaikan". Namun, pemerintah Indonesia belum membuat pengumuman serupa hingga Selasa sore.

Trump juga mengatakan Indonesia berkomitmen untuk membeli energi AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian senilai US$ 4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing, banyak di antaranya adalah Boeing 777.

Tonton juga video "Ekonom INDEF Sebut Efek Ekonomi Usai Kerjasama RI-Eropa" di sini:

(ara/ara)

Hide Ads