Gerai F&B China Gempur RI, Menteri UMKM Buka Suara

Gerai F&B China Gempur RI, Menteri UMKM Buka Suara

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 23 Jul 2025 13:59 WIB
Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman dalam acara Startup Investment Forum di Kementerian UMKM, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman - Foto: Anisa Indraini/detik.com
Jakarta -

Indonesia disebut dibanjiri gelombang ekspansi UMKM sektor makanan dan minuman (F&B) asal China. Merek-merek seperti Mixue, Wedrink, Heytea dan Chagee tampil dominan dinilai dapat menggempur UMKM.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menilai pemerintah telah berupaya untuk membatasi serbuan produk-produk luar negeri termasuk dari China. Salah satunya, dari regulasi. Saat ini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan marketplace untuk membuat beberapa insentif bagi pelaku UMKM, khususnya di sektor F&B.

"Dan sekarang dari Kedeputian Usaha Kecil, sedang berbicara dengan, memanggil beberapa marketplace untuk membuat beberapa insentif," kata Maman kepada awak media di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (23/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maman menerangkan banyak UMKM yang telah berjualan produknya di marketplace, termasuk F&B. Menurut Maman, produk makanan dan minuman yang dijual dari UMKM seharusnya insentifnya berbeda dengan makanan dan minuman dari luar.

"Itu kalau makanan dan minuman dari lokal, memang diproduksi di lokal, insentifnya tentunya berbeda dengan makanan dan minuman dari luar," terang Maman.

ADVERTISEMENT

Untuk bentuk insentifnya, Maman belum bisa memastikan. Saat ini, pihaknya masih terus mengkaji. Dia menegaskan langkah ini sebagai upaya agar ada perbedaan antara produk lokal dengan barang dari luar negeri.

"Yang pasti salah satunya adalah misalnya dari angka persentase fee dan lain sebagainya. Ini lagi kita kaji seperti apa, bagaimana. Jadi, supaya ada diferensiasi antara barang lokal dengan barang dari luar. Jadi itulah salah satu bentuk insentif," jelas dia.

Berdasarkan data lembaga riset asal Singapura Momentum Works, Senin (21/7/2025), sejak tahun 2022 lebih dari 6.100 gerai F&B asal China membanjiri pasar Asia Tenggara. Sebanyak 66% atau sekitar 4.000 gerai di antaranya terkonsentrasi di Indonesia dan Vietnam.

Lonjakan ekspansi ini didorong oleh lesunya pasar domestik di China. Tercatat lebih dari 1 juta gerai F&B di China tutup pada 2024 akibat kelebihan pasokan dan stagnasi konsumsi dalam negeri. Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan regulasi yang relatif longgar, menjadi tujuan baru yang menjanjikan.

Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia Levita Ginting Supit mengatakan banjirnya F&B asal China membuat persaingan F&B lokal semakin ketat. Hal ini berisiko tinggi terhadap tutupnya pemain F&B lokal.

"Kalau UMKM yang sudah survive, yang sudah terkurasi, menurut saya dia nggak akan kalah karena mereka masih memegang marketnya Indonesia. Cuma UMKM yang belum siap menghadapi masuknya bisnis dari luar ke Indonesia, itu pasti kena dampak," kata Levita kepada detikcom, Senin (21/7/2025).

Tonton juga video "Menteri UMKM Sebut Industri F&B Tumbuh Tertinggi di Q1 2025" di sini:

(rea/kil)

Hide Ads