Menteri Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman berbicara mengenai potensi produk-produk impor yang dapat menekan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri. Di antaranya, produk-produk di sektor makanan dan minuman (F&B) dan pakaian.
Maman menilai pemerintah akan menjaga serbuan produk dari luar negeri di semua sektor yang dapat mengancam.
"Kalau tanya ke kami, kami akan mengamankan semua sektor. Nah tetapi yang paling mengena ini kan sebetulnya yang pertama makanan dan minuman. Itu yang paling tingkat ini paling tinggi," kata Maman di sela-sela konferensi pers Inabuyer Expo 2025, di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (23/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pakaian juga dapat mengancam keberlangsungan produk-produk lokal Indonesia. Maman menerangkan pihaknya telah berupaya agar produk UMKM tetap eksis di tengah serbuan barang impor yang masuk.
"Lalu yang kedua, salah satunya juga pakaian. Jadi, kalau tanya ke kami, kami akan memastikan, kita akan coba jaga arus masuk barang-barang impor hanya untuk mengamankan usaha-usaha mikro," imbuh Maman.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi hal tersebut, yakni mengimplementasikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Dalam beleid tersebut, kementerian/lembaga, pemerintah pusat hingga pemerintah daerah mewajibkan pengadaan barang dan jasa dalam negeri dari produk UMKM.
Menurut Maman, beleid itu dapat memperkuat pangsa pasar domestik bagi UMKM lokal. Namun, implementasi beleid tersebut dinilai belum optimal.
"Jadi bisa bayangkan kalau misalnya betul-betul semuanya, kita sudah 40% belanja barang biasa ini pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. Kalau 40% itu betul-betul 100% diimplementasikan menggunakan produk lokal kita, artinya ekonomi bisa bergerak," terang Maman.
Dia mencontohkan pemakaian komponen-komponen lokal dalam pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri yang akan digunakan, seperti penggunaan AC dan mobil operasional. Maman menilai hal ini dapat mendongkrak UMKM di sektor kecil dan menengah.
"Kita lihat ya, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, mereka pasti rata-rata di kantornya pakai AC. Betul nggak? Rata-rata di kantornya pakai AC. Ya tentunya kita berharap marketnya kan sudah ada. Berarti kan tinggal bagaimana caranya memastikan produsen-produsen ataupun barang-barang merek AC itu betul-betul bisa diproduksi dalam negeri. Itu kan salah satu contoh," jelas Maman.
"Yang kedua, mobil operasional. Itu kan rata-rata semua di Indonesia kepala daerah, pemerintah pusat, dan kita pakai mobil operasional. Oke mungkin belum bisa 100% produk lokal, tetapi melalui ini kita bisa substitusi atau kombinasikan berapa persen menggunakan lokal konten dari produk Indonesia," imbuh dia.
Tonton juga video "SRC Ungkap Tingkatkan Ekonomi UMKM" di sini:
(rea/kil)