Filipina Alami Nasib Serupa RI: Trump Getok Tarif 19%, Disuruh Buka Pintu Impor!

Filipina Alami Nasib Serupa RI: Trump Getok Tarif 19%, Disuruh Buka Pintu Impor!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 24 Jul 2025 12:06 WIB
Filipina Alami Nasib Serupa RI: Trump Getok Tarif 19%, Disuruh Buka Pintu Impor!
Filipina/Foto: AP Photo/Basilio Sepe
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penetapan tarif baru untuk barang-barang impor dari Filipina sebesar 19%. Hal ini disampaikan Trump usai melangsungkan pertemuan dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr di Gedung Putih, Washington DC.

Untuk diketahui, tarif impor yang ditetapkan AS untuk Filipina mengalami perubahan beberapa kali. Pada April saat awal Trump menetapkan tarif impor untuk Filipina sebesar 17%. Kemudian awal bulan ini tarif tersebut berubah menjadi 20%, dan kali ini kembali turun menjadi 19%, sama dengan Indonesia.

"Kunjungan yang indah, dan kami menyelesaikan perjanjian perdagangan kami yang mana Filipina akan memasuki PASAR TERBUKA dengan Amerika Serikat, dan NOL Tarif. Filipina akan membayar Tarif 19%," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Kamis (24/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa AS adalah sekutu terkuat, terdekat, dan paling dapat diandalkan negaranya. Ia menggambarkan kesepakatan penurunan tarif sebesar 1% untuk produk-produk asal Filipina sebagai pencapaian yang signifikan.

"Satu persen mungkin tampak seperti konsesi yang sangat kecil. Namun, jika direalisasikan, itu merupakan pencapaian yang signifikan," ujar Marcos kepada para wartawan di Washington.

ADVERTISEMENT

Dalam laporan CNN dijelaskan penetapan tarif impor untuk Filipina ini kurang lebih serupa dengan yang Trump berikan kepada Indonesia. Di mana untuk mendapatkan tarid 19% itu Indonesia juga diharuskan untuk membuka keran impor dari AS dengan tarif masuk 0%.

Selain itu AS juga meminta Indonesia untuk menghapus berbagai hambatan perdagangan non-tarif. Hambatan tersebut mencakup penghapusan pajak atas pendapatan layanan digital, seperti iklan di situs streaming dan media sosial; dan persyaratan inspeksi atau verifikasi pra-pengiriman untuk barang-barang asal AS.

Jika dilihat dari segi perdagangan, AS mengimpor barang senilai US$ 14 miliar dari Filipina sepanjang 2024 lalu. Barang-barang utama yang dikirim dari negara itu antara lain komputer dan barang elektronik lainnya, makanan olahan, mesin, dan pakaian jadi.

Sementara itu, total impor AS atas barang-barang Filipina senilai US$ 9 miliar, alias defisit US$ 5 miliar. Komputer dan barang elektronik lainnya, serta makanan olahan, juga termasuk barang-barang utama yang dikirim AS ke sana.

Bagaimana dengan RI?

Bank Indonesia (BI) membeberkan sejumlah tantangan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan (SSK) di Indonesia. Setidaknya ada tiga tantangan yang harus diantisipasi. Foto: Andhika Prasetia
Sementara untuk Indonesia yang adalah mitra dagang terbesar ke-23, AS tercatat mengimpor barang dagangan senilai US$ 28 miliar dari Indonesia sepanjang 2024 lalu. Pakaian dan alas kaki adalah dua barang teratas yang dibeli Amerika.

Sementara itu Amerika Serikat mengekspor barang senilai US$ 10 miliar ke Indonesia, alias defisit US$ 18 miliar. Biji minyak dan biji-bijian serta minyak dan gas merupakan dua ekspor teratas.

Karena itu meski Indonesia dan Filipina dikenakan tarif yang sama yakni 18%, namun pemerintah Indonesia diberikan 'persyaratan lebih' semisal menghapus pembatasan ekspor mineral penting untuk AS.

Tonton juga video "Trump Ketok Tarif Impor 19% untuk Filipina, AS Tak Bayar Apapun" di sini:

Halaman 2 dari 2
(igo/fdl)
Hide Ads