Perang Thailand & Kamboja Bisa Bikin Investor Kabur ke RI?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 25 Jul 2025 18:00 WIB
Thailand-Kamboja Memanas, Asap Tebal Selimuti Toko Swalayan di Sisaket - Foto: TPBS/Handout via REUTERS
Jakarta -

Konflik bersenjata militer Thailand dan Vietnam pecah di perbatasan kedua negara. Konflik itu menimbulkan korban tewas hingga menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

Meningkatnya tensi kedua negara dikhawatirkan merembet pada stabilitas ekonomi kawasan Asia Tenggara. Lantas, peluang apa yang bisa dioptimalkan oleh Indonesia?

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan, sektor pariwisata Kamboja dan Thailand bisa terganggu akibat konflik tersebut. Wisatawan asing yang melancong ke Thailand tercatat mencapai 35 juta orang per tahun, sementara Kamboja 6,2 juta per tahun.

"Jadi kalau dilihat ini kan menimbulkan kekhawatiran dan resiko bagi para wisatawan. Dan Indonesia bisa menangkap peluang untuk menarik wisatawan asing datangnya ke Indonesia. Ini jadi salah satu peluang asalkan memang promosi wisata kemudian infrastruktur pendukung pariwisatanya itu terus dibenahi," katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (25/7/2025).

Namun peluang untuk mengambil investor asing yang sebelumnya berinvestasi di Thailand dan Kamboja tidaklah mudah. Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menyebut persaingan menggaet investor bukanlah dengan Thailand atau Kamboja, melainkan Vietnam.

Tauhid menjelaskan, Vietnam tengah berebut investor yang relokasi dari China. Oleh karena itu, jika yang terlibat konflik adalah Vietnam maka peluang mendatangkan investasi cukup besar.

"Kalau Vietnam yang perang, baru. Ekonominya besar, tapi kan nggak ada masalah. Jadi kompetisinya masih kuat, besar," terang Tauhid.

Namun yang terpenting saat ini adalah menengahi konflik tersebut agar tidak meluas dan membesar. Tauhid menilai konflik Kamboja dan Thailand harusnya bisa diselesaikan di level ASEAN tanpa melibatkan PBB.

Senada, Policy and Program Director Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) Piter Abdullah menyebut belum ada peluang untuk Indonesia merebut investasi dari kedua negara. Terlebih, ia menilai konflik tersebut tidak akan berlangsung lama.

Menurut Piter, Thailand kerap dilanda konflik politik yang menyebabkan pergantian kekuasaan namun tidak sampai mengganggu industri dalam negeri. Apalagi konflik yang terjadi saat ini masih berskala kecil dan berlokasi di perbatasan.

"Jadi untuk sementara ini saya tidak melihat bahwasanya ini akan menjadi ancaman bagi investor sehingga investor cabut dari Thailand untuk keluar. Apalagi kemudian memindahkannya ke Indonesia. Kita belum dalam posisi yang bisa menggantikan Thailand," sebut Piter.

Kalaupun investor pindah kemungkinan negara yang dipilih adalah Malaysia atau Vietnam. Menurut Piter hal ini harus menjadi catatan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing investasi.

"Kalaupun dia mau pindah, kemungkinan besarnya justru akan ke Vietnam atau ke Malaysia. Ini yang harus kita, menjadi bahan refleksi kita. Bagaimana kita meningkatkan daya sayang kita untuk masuknya FDI, masuknya investasi," tutup Piter.




(ily/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork