RI Resmi Teken Perjanjian Dagang dengan Peru

RI Resmi Teken Perjanjian Dagang dengan Peru

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 11 Agu 2025 12:58 WIB
Jakarta -

Indonesia dan Peru resmi meneken perjanjian dagang Indonesia-Peru Comprehensive Economic Patnership Agreement (IP-CEPA). Hal ini dilakukan usai Presiden Peru Dina Blouarte melakukan pertemuan kenegaraan dengan Presiden Prabowo Subianto pagi ini di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Prabowo mengatakan Indonesia menyambut dengan hangat penandatangan perjanjian dagang CEPA dengan Peru. Diharapkan peranjian dagang ini bisa meningkatkan akses perdagangan antara kedua negara.

"Saudara sekalian saya sambut dengan sangat hangat penandatangan perjanjian kemitraan ekonomi komperhensif Indonesia dan Peru, atau CEPA. Perjanjian ini akan perluas akses pasar dan tingkatkan akses perdagangan kedua negara," beber Prabowo dalam pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Senin (11/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Prabowo biasanya perjanjian dagang sekelas CEPA bisa dirundingkan hingga bertahun-tahun lamanya, namun dengan Peru perundingan cuma memakan waktu singkat 14 bulan lamanya.

"Biasanya ini memakan waktu bertahun-tahun, tapi kami berhasil dalam 14 bulan diselesaikan perjanjian ini. Di semua sektor kita akan kerja sama untuk meningkatkan perdagangan di antara kedua negara kita," beber Prabowo.

ADVERTISEMENT

Indonesia dan Peru memulai perundingan pertama CEPA di Lima, pada 27 hingga 30 Mei 2024 yang lalu. Potensi dagang kedua negara juga cukup besar, dilansir dari Antara pada periode Januari-Maret 2024, total perdagangan Indonesia dan Peru mencapai US$ 97,4 juta.

Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Peru tercatat sebesar US$ 63,9 juta, sedangkan impor Indonesia dari Peru tercatat US$ 33,5 juta, sehingga Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar US$ 30,43 juta.

Sementara itu pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 444,4 juta dengan nilai ekspor Indonesia ke Peru sebesar US$ 367,4 juta dan impor Indonesia dari Peru sebesar US$ 77 juta.

Pada 2023, ekspor utama Indonesia ke Peru, di antaranya adalah kendaraan bermotor dan mobil hingga US$ 144 juta, biodiesel hingga US$ 31,8 juta, alas kaki hingga US$ 44,9 juta, dan kertas hingga US$ 13,2 juta.

Kemudian, impor utama Indonesia dari Peru, di antaranya adalah biji kakao senilai US$ 33,1 juta, buah anggur segar atau kering hingga US$ 19,7 juta, pupuk mineral atau kimia fosfat senilai US$ 8,5 juta, seng belum ditempa senilai US$ 5,3 juta, dan terak ampas logam US$ 2,5 juta.

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads