Pengusaha Sebut Massa yang Anarki Bikin Rugi dan Berdampak ke Pekerja

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 02 Sep 2025 08:30 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie/Foto: Foto: ADRI IRIANTO
Jakarta -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyampaikan aksi massa yang menjurus anarkis mengganggu iklim investasi dan menghambat pemulihan ekonomi. Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menerima keluhan dari anggotanya bahwa aksi ini berdampak pada bisnis mereka.

"Para pengurus Kadin mengakui, aksi unjuk rasa sudah merugikan bisnis mereka dan dampaknya akan dirasakan juga oleh para pekerja, termasuk para pengunjuk rasa. Para pengurus Kadin siap membantu pemerintah meredam aksi unjuk rasa anarkis," kata Anindya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/9/2025).

Anindya menerangkan, Kadin telah melakukan pertemuan secara daring dengan para Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK), Wakil Ketua Umum (WKU), kepala badan, dan 38 ketua umum Kadin provinsi (Kadinda), Minggu (31/08/2025).

Sebagian besar anggota Kadin yang hadir menjelaskan, Anindya menyebut mereka ikut membantu aparat keamanan untuk meredam aksi unjuk rasa anarkis di wilayahnya. Selain dialog, mereka memberikan bahan pangan kepada masyarakat lewat aparat kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Ini menandakan bahwa Kadin sudah cukup solid. Kita berkomitmen untuk terus memperkuat hubungan baik dengan pemerintah, sekaligus memperkokoh konsolidasi internal yang telah kita lakukan dalam beberapa waktu terakhir ini (antara lain Retret di Akmil Magelang)," terang Anindya.

Ia mengimbau para pengurus Kadin se-Indonesia untuk menjaga situasi keamanan agar kembali kondusif, antara lain, membangun komunikasi dengan semua pemangku kepentingan, mulai dari pejabat pemerintah, Polri, TNI, kampus, pemuka agama, tokoh masyarakat, dan kekuatan demokrasi.

"Kita harus menyampaikan dengan jelas bahwa dunia usaha tidak bergerak dalam ranah politik, namun memiliki kepentingan besar terhadap stabilitas politik dan keamanan agar kegiatan perdagangan, investasi, dan ekonomi daerah tetap hidup dan berkembang," jelasnya.




(rea/ara)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork