Neraca Dagang RI Surplus Terbesar dengan AS, tapi Masih Tekor dari China

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 01 Okt 2025 14:53 WIB
Ilustrasi - Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$ 5,49 miliar pada September 2025. Surplus ini sudah terjadi selama 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), M Habibullah mengatakan neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-Agustus 2025 surplus US$ 29,14 miliar. Surplus itu lebih ditopang oleh surplus komoditas non migas sebesar US$ 41,21 miliar.

"Hingga Agustus 2025 neraca perdagangan barang tercatat surplus US$ 29,14 miliar. Surplus sepanjang Januari-Agustus 2025 ditopang oleh surplus komoditas non migas sebesar US$ 41,21 miliar, sementara komoditas migas masih mengalami defisit US$ 12,07 miliar," kata Habibullah dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Secara total baik migas maupun non migas, tiga negara penyumbang surplus terbesar yaitu Amerika Serikat (AS) senilai US$ 12,20 miliar. Kemudian dengan India senilai US$ 9,43 miliar dan Filipina sebesar US$ 5,85 miliar.

Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia masih defisit dengan China sebesar minus US$ 13,09 miliar. Defisit juga terjadi dengan Singapura yang minus US$ 3,55 miliar dan dengan Australia minus US$ 3,9 miliar.

"Neraca perdagangan total baik migas maupun non migas, negara penyumbang surplus terbesar yaitu AS dengan nilai US$ 12,20 miliar. Sedangkan negara penyumbang defisit terdalam adalah Tiongkok yaitu sebesar minus US$ 13,09 miliar," tutur Habibullah.

Berdasarkan komoditasnya, komoditas penyumbang surplus non migas dengan AS adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesorisnya, serta alas kaki. Kemudian komoditas penyumbang surplus terbesar terhadap India yakni bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.

Dengan Filipina, surplus neraca perdagangan non migas sebesar US$ 5,81 miliar berasal dari kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan/nabati.

Di sisi lain, komoditas penyumbang defisit terdalam pada neraca perdagangan non migas Indonesia dengan China sebesar US$ 14,32 miliar yakni mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya.

Kemudian dengan Australia defisit non migas sebesar US$ 3 miliar yakni dari serealia, bahan bakar mineral, serta bijih logam, terak dan abu. Sedangkan dengan Brasil defisit US$ 1 miliar berasal dari ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta kapas.

Lihat juga Video Zulhas Pamer Capaian Pemerintah di Sektor Pangan: Surplus Beras 2,5 Juta Ton




(aid/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork