Jepang punya calon perdana menteri wanita untuk pertama kalinya. Ialah Sanae Takaichi .
Sanae baru saja mengusulkan pengeluaran fiskal untuk mendukung investasi di sektor-sektor penting seperti pangan, energi, dan ketahanan ekonomi. Dia menegaskan kembali perlunya paket stimulus untuk memitigasi kenaikan biaya hidup.
Selain itu, Sanae juga mengatakan isu yang lebih mendasar adalah meningkatkan potensi pertumbuhan Jepang yang rendah.
Wanita 64 tahun itu mengatakan jika dia menjadi Perdana Menteri Jepang, pemerintah akan bekerja sama dengan dunia usaha dan akademisi untuk menyusun kerangka kerja guna meningkatkan investasi di sektor-sektor kunci bagi manajemen krisis Jepang.
Baca juga: Rupiah Berhasil Tekan Dolar AS Pagi Ini |
"Inti dari kerangka kerja ini adalah investasi manajemen krisis. Ini melibatkan negara yang secara proaktif memberikan dukungan keuangan kepada sektor-sektor penting untuk meminimalkan risiko bagi negara kita. Seperti ekonomi, pangan, energi, dan keamanan nasional," kata Sanae dilansir dari Reuters, Kamis (2/10/2025).
Dia juga mengidentifikasi kecerdasan buatan (AI), semikonduktor, fusi nuklir, material, bioteknologi, kedokteran canggih, dan pertahanan sebagai sektor-sektor kunci yang akan menjadi fokus investasi.
"Di bidang-bidang ini, kami bertujuan menciptakan siklus yang baik antara manajemen krisis dan pertumbuhan dengan menerapkan kebijakan fiskal yang bertanggung jawab dan proaktif secara strategis," ujarnya.
"Tentu saja, kami akan terus memperhatikan disiplin fiskal, yang jelas prioritas utama adalah memastikan keberlanjutan fiskal. Untuk itu, kami akan memantau pasar dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menstabilkan dan mengurangi rasio utang terhadap PDB," tegasnya melanjutkan.
Sanae selama ini dikenal sebagai pendukung belanja fiskal yang besar. Kini, dia dipandang sebagai salah satu kandidat terdepan dalam pemilihan pengganti Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang telah memutuskan untuk mundur pada hari Sabtu.
(kil/kil)