Menaker Beberkan Alasan Banyak PHK: Daya Saing Lemah, Produktivitas Rendah

Menaker Beberkan Alasan Banyak PHK: Daya Saing Lemah, Produktivitas Rendah

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 07 Okt 2025 16:21 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli
Menaker Yassierli/Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkap salah satu yang penyebab banyaknya pemutusan hubungan keja (PHK). Salah satu faktor utama menurut Yassierli adalah karena daya saing pekerja Indonesia yang rendah.

"Kalau saya sering sampaikan adalah salah satu penyebab PHK adalah karena emang daya saing kita yang kurang, resilience (kemampuan bertahan). Daya saing kurang itu salah satu faktornya. Faktornya banyak," kata dia dalam Peluncuran Dokumen Master Plan Produktivitas Nasional di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

Untuk itu produktivitas tenaga kerja Indonesia perlu ditingkatkan. Saat ini saja produktivitas tenaga kerja di Indonesia secara rata-rata berada di bawah negara-negara ASEAN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam paparannya diungkapkan bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia setara dengan Malaysia dan Thailand. Namun masih berada di bawah China, Vietnam, dan India.

"Kalau kita lihat, ketika kita berbicara produktivitas tenaga kerja memang kita rendah," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan peningkatan produktivitas penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pertama, mendorong daya saing industri.

"Produktivitas meningkatkan kualitas produk, efisiensi biaya, dan daya saing ekspor yang memperkuat dunia industri nasional sehingga menjamin penciptaan lapangan kerja yang lebih sustain, lebih luas, dan lebih berkualitas," tulis dia dalam paparannya.

Kedua, perlu dilakukan transformasi bonus demografi. Ia menyebutkan, lebih dari 70% penduduk Indonesia merupakan penduduk usia produktif. Bonus demografi tersebut memberi kuantitas, sedangkan produktivitas memberi kualitas.

Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di kisaran 5% per tahun. Namun, pertumbuhan produktivitas di periode yang sama hanya 2,6%, salah satu yang terendah di Asia Tenggara.

"Perlu pertumbuhan produktivitas yang signifikan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%" tutupnya.

Simak juga Video 'Buruh Usul Pelatihan Vokasi untuk Pekerja yang Kena PHK':

(ada/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads