Terbatasnya lowongan kerja formal saat ini membuat persaingan dalam mencari kerja kian sengit. Belum lagi penciptaan lapangan kerja baru kerap kali tak sebanyak jumlah angkatan kerja baru, banyak PHK di mana-mana, membuat semakin orang kesulitan mendapatkan pekerjaan layak.
Bahkan gelar sarjana yang selama ini kerap dipandang sebagai 'modal' utama untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik masih belum cukup untuk memuluskan proses pencarian kerja ini. Apalagi di tengah bursa kerja seperti sekarang ini, orang-orang nggak melulu dapat pekerjaan yang baik hanya karena status sarjana.
Meski begitu, Praktisi HR dan Konsultan Sumber Daya Manusia Audi Lumbantoruan mengatakan sejauh ini terdapat sejumlah posisi atau bidang yang masih cukup banyak dicari perusahaan, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersinggungan dengan teknologi.
"Kalau kita lihat industri yang konvensional, memang dengan kondisi sekarang banyak pengetatan tali pinggang ya. Artinya banyak yang coba lebih selektif. Tapi kalau industrinya lagi berkembang kayak industri yang fokus kepada AI, digitalisasi ataupun juga industri-industri yang fokusnya kepada sekarang lagi banyak kembali ke agrobisnis ya itu banyak dibutuhkan yang formal," kata Audi kepada detikcom, Senin (13/10/2025).
Lebih lanjut, Audi menjelaskan dari berbagai posisi yang banyak dicari itu membutuhkan keterampilan yang berbeda-beda. Sayang keterampilan yang dicari ini tak melulu datang untuk mereka yang lulusan sarjana, karena pembukaan lowongan kerja ini akan berdasarkan kebutuhan yang ada.
"Ujungnya adalah employer-nya yang akan mempekerjakan calon kandidat. Biasanya yang dia cari itu orang yang siap bekerja. Nah biasanya itu yang dia cari orang yang siap bekerja, itu diajarin di SMK ataupun BLK gitu ya," jelas Audi.
"Tapi kalau misalnya kita juga lihat posisi-posisi yang sifatnya analis, sifatnya strategis pasti butuhnya juga bukan SMK. Pasti butuhnya juga yang berpengalaman ataupun juga yang lulusan S1, S2 gitu. Jadi memang kembali ke bentuk pekerjaannya sendiri fokusnya kemana gitu," tambahnya.
Kemudian untuk kompetensi, menurut Audi terdapat lima jenis keterampilan yang paling banyak dicari perusahaan. Mulai dari yang paling dasar kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam kelompok hingga kemampuan untuk memecahkan masalah.
"Secara kompetensi ya problem solving, kompetensi team work, kompetensi communication, kompetensi Analytic and reporting, itu yang dicari. Sama leadership Itu yang paling sering dicari. Jadi lima itu tuh yang paling sering kompetensi yang harus dicari," paparnya.
Tak lupa, ia mengatakan saat ini sebagian besar perusahaan mencari orang yang sudah berpengalaman. Sebab mereka yang sudah berpengalaman biasanya sudah tahu pola kerja atau sudah ahli di bidang tertentu sehingga mereka dapat langsung bekerja tanpa banyak pelatihan.
Menurutnya kemampuan atau keahlian di bidang tertentu ini juga bisa dibuktikan dengan memiliki sertifikasi bidang tertentu. Dengan begitu, saat proses seleksi tahap awal HRD akan lebih mudah untuk melirik resume atau CV pelamar tersebut.
"Yang paling penting kan itu adalah dia tahu proses atau cara kerjanya mengerti nggak? Nah yang paling mudah diawalkan adalah melihat dia punya sertifikat nggak. Tapi setelah itu bukan berarti dia harus langsung bisa diterima, tetap dites dulu," ucapnya.
"Jadi belum tentu orang yang tidak punya sertifikat itu nggak tau caranya. Biasanya pengalaman, jam terbang, itu beda lagi. Termasuk lulusan baru, makanya kalau yang pengalaman sewaktu magang itu rekomendasi, paklaring, terus juga habis itu surat keterangan kerja apa yang sudah dilakukan," terang Audi lagi.
Senada, Praktisi HR dan Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI) Ivan Taufiza berpendapat saat ini sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah yang berhubungan dengan Teknologi Informasi.
"Sebenarnya tren yang naik itu, yang menarik adalah TI, teknologi informasi atau informasi teknologi. jadi itu tren-nya makin ke sini makin tinggi. Kalau 90an tren yang naik terus itu kan adalah MBA ya, lulusan bisnis gitu," ucapnya.
Bahkan menurutnya mereka yang memiliki keahlian di bidang ini tak hanya dicari oleh perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, namun juga perusahaan dari berbagai sektor. Karena saat ini bidang teknologi sudah beririsan dengan berbagai sektor industri lainnya.
"TI itu cepat banget diserapnya gitu dan itu di semua sektor. Karena TI itu, teknologi informasi itu kombinasi antara engineering, antara teknologi dan keuangan dan praktik dalam produk. Jadi itu yang trennya tuh makin kencang 5 tahun terakhir," tambah Ivan.
(igo/fdl)