Sederet Jurus Pemerintah Dorong Daya Beli Kelas Menengah Setahun Terakhir

Amanda Christabel - detikFinance
Senin, 20 Okt 2025 12:37 WIB
Foto: Amanda Christabel
Jakarta -

Pemerintah tengah merealisasikan 'peluru-peluru' penguatan ekonomi, salah satunya dengan memberikan stimulus bantuan langsung tunai (BLT) yang menyasar kelas bawah. Satu sisi, ada juga 'peluru' yang bakal digunakan pemerintah buat mendorong penguatan ekonomi di kelas menengah.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, menyebut pemerintah tengah mendorong geliat ekonomi di kelas menengah yakni dengan menyiapkan skema lapangan kerja formal dan menyediakan kredit untuk wirausahawan.

"Kalau dilihat karakteristik dari kelas menengah, itu 'kan mereka di pekerjaan formal dan di wirausaha. Pekerjaan formal tadi dengan berbagai program pemerintah, kita siapkan lapangan kerja yang formalnya. Untuk yang wirausaha, di 2025 ini kita punya kredit program yang nilainya sampai Rp 300 triliun," ujar Ferry dalam Forum Diskusi Capaian Satu Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih di Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Ferry kemudian mengelaborasi, ketersediaan kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp 282,57 triliun yang realisasinya sudah mencapai Rp 217 triliun. Kredit juga tersedia untuk sektor ketahanan pangan, padat karya, alat produksi pertanian, dan untuk pembelian mesin.

"Kredit usaha rakyat (KUR) ini ada Rp 282,57 triliun, sampai dengan data terakhir itu sudah sekitar Rp 217 triliun. Kemudian untuk ketahanan pangan maupun padat karya, kita juga punya skema kredit yang sama," terangnya.

Selain itu, pemerintah juga mencoba menstimulus kelas menengah dari sisi kredit perumahan. Ferry bilang, alasan di balik mendorong sektor perumahan karena ekosistemnya luas, sehingga dia berharap bisa melengkapi stimulus sebelumnya di sektor perumahan.

"Yang baru adalah kredit program perumahan. Yang sudah kita distribusikan plafonnya itu ke bank sekitar Rp 17,16 triliun. Ini kita harapkan juga tadi, memberikan layanan ke masyarakat untuk perumahan. Yang kedua, meningkatkan efektivitas ekonomi, karena sektor perumahan ekosistemnya luas," bebernya.

"Sehingga kita harapkan kalau ini kita berikan, melengkapi dari FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang setahun ini mencapai Rp 350 triliun, kita harapkan sektor perumahan ini bisa bergerak lebih cepat lagi," tambah Ferry.

Satu lagi, Ferry menyebutkan adanya subsidi di sektor bahan bakar minyak (BBM) yang bisa dinikmati juga oleh kelas menengah. Dia bilang, subsidi dan kompensasi di sektor energi hampir mencapai Rp 400 triliun.

"Contoh yang simple atau mungkin tidak terlalu terasa itu subsidi BBM. Itu ada komponen subsidinya dan nilainya tidak kecil. Subsidi dan kompensasi hampir Rp 400 triliun. Itu siapa yang menikmati? Sebagian juga dari kelas menengah," katanya.

Kalau dari segi penciptaan lapangan kerja, Ferry membeberkan, efek domino dari pemberian KUR di tahun lalu berhasil mencetak pekerjaan buat 12 juta orang.

"Sehingga kita harapkan bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi kita. Untuk penciptaan lapangan kerja, kalau tahun lalu KUR itu sekitar 12 juta orang," tutupnya.

Simak juga Video: 9 Juta Lebih Kelas Menengah Jatuh Miskin. Apa Efeknya Bagi Negara?




(eds/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork