Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa membidik penerimaan dari bea keluar emas Rp 6 triliun. Kebijakan ini tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Menurutnya, estimasi penerimaan dari bea keluar emas ini cukup signifikan di rentang Rp 2-6 triliun. Kebijakan ini menjadi salah satu pendapatan negara dari komoditas pertambangan.
"Saya nggak estimasi. Nanti salah, saya lupa angkanya berapa. Berapa triliun lah gitu, Rp 2 triliun sampai Rp 6 triliun," ungkap Purbaya di Westin Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2025).
Purbaya menyebut, kebijakan ini tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan negara. Di sisi lain, langkah ini dilakukan untuk mengukur berapa banyak ekspor emas yang dilakukan Indonesia.
"Selain meningkatkan pendapatan pemerintah juga untuk melihat, berapa sih ekspor emas kita sebetulnya. Jadi, kita lihat income apa yang bisa kita dapat dari pertambangan itu," pungkasnya.
Sebagai informasi, RAPBN 2026 memuat rencana pemerintah untuk mengenakan bea keluar emas. Kebijakan ini akan mengenakan tarif 7,5-15% untuk komoditas tersebut.
Hal ini akan diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang sedang difinalisasi. Komoditas emas yang akan kena bea keluar meliputi dore, granules, cast bars, dan minted bars.
Simak juga Video 'Tarif Cukai Siap Menyergap Rokok Gelap':
(ara/ara)