Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mencatat inflasi 0,17% pada November 2025. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, secara tahunan Indonesia mencatat inflasi 2,72%.
"Pada November 2025 terjadi inflasi sebesar 0,17% secara bulanan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,04 pada Oktober 2025 menjadi 109,22 pada November 2025. Secara year on year terjadi inflasi 2,72% dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi 2,27%," katanya dalam konferensi pers, Senin (1/12/2025).
Dia mengatakan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 1,21% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,09%.
"Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,08%," ujarnya.
Lalu, komoditas lainnya yang juga memberikan andil inflasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,04%, kemudian bawang merah dengan andil inflasi 0,03%, ikan segar dengan andil inflasi 0,02%, dan wortel dengan andil inflasi 0,02%.
Sementara, komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada November 2025 di antaranya daging ayam ras dengan andil deflasi 0,03%, beras dan cabai merah dengan andil deflasi masing-masing 0,02% dan beberapa komoditas seperti telur ayam ras dan kentang juga mengalami deflasi dengan andil deflasi masing-masing 0,01%.
"Inflasi November 2025 yang sebesar 0,17% utamanya didorong oleh inflasi komponen inti. Komponen inti mengalami inflasi 0,17% dan komponen ini memberikan andil inflasi terbesar yakni 0,11%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah emas perhiasan," ujarnya.
Simak Video "Video BPS: Harga Emas Perhiasan Naik Berturut-turut Sejak 2023"
(acd/acd)