Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap jumlah sawah yang terendam banjir dan lumpur di Sumatera seluas 11.000 hektare (ha). Bahkan, kata dia belasan ribu hektare sawah itu telah rata tersapu banjir.
Seluas 11.000 ha yang rata dengan lumpur itu dari total 65.000 ha sawah yang terendam akibat banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menurut Amran, tidak semua sawah yang terendam banjir itu gagal panen.
"(11.000 ha) itu sudah rata, tidak ada tanamannya, termasuk sawah-sawahnya hilang," kata dia dalam konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Cetak Ulang Sawah
Amran berjanji pemerintah pusat akan bertanggungjawab penuh untuk mencetak ulang sawah yang sudah rata dengan lumpur tersebut. Selain cetak ulang, pemerintah pusat juga akan mengirimkan benih dan alat mesin pertanian (Alsintan) gratis.
"11.000 ha itu kami cetak ulang dan dikerjakan oleh pemerintah, Kementerian Pertanian tanggung jawab," terangnya.
Anggaran untuk cetak ulang sawah terdampak banjir tersebut akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Kami sudah ada anggarannya, sudah siap beres aman (untuk) Aceh-Sumut dan tiga-tiganya," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengungkapkan ada sekitar 65.000 ha sawah di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat yang musnah atau tak berbentuk karena tertimpa lumpur. Data tersebut merupakan laporan sementara dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Data sementara dari Kemendagri dan dari PNBP, di tiga provinsi ini ada 65 ribu sawah yang musnah. Berubah menjadi lumpur," ujar Nusron di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Imbas tertutupnya lahan persawahan tersebut dengan lumpur, maka ini menimbulkan persoalan baru soal batas-batas kepemilikan tanah. Terlebih bagi masyarakat yang belum memiliki sertifikat tanah.
(ada/kil)










































