"Dalam demo besok kami menuntut tata niaga kedelai dipegang kembali pemerintah, sehingga tidak dilepas ke mekanisme pasar. Dan turunkan harga kedelai," kata pengurus Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Koptti) wilayah Jakarta Barat Handoko Mulyo dalam perbincangannya dengan detikFinance, Jakarta, Minggu (13/1/2008).
Senin (14/1/2007) sekitar 5 ribu pedagang akan menggeruduk istana presiden dan DPR menuntut turunnya harga kedelai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, surat tuntutan itu akan dibacakan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berdemo di Istana Presiden. Setelah itu menuju gedung DPR untuk membacakan tuntutan itu kepada para wakil rakyat.
"Apabila tidak dikabulkan tuntutan kami, maka pada tanggal 17 Januari kami akan menaikan harga jual tahu tempe sebesar kenaikan harga kedelai. Pada saat itu konsumen sudah bisa mengerti masalah yang kami hadapi," ujarnya.
Handoko menjelaskan pada Januari 2007 harga kedelai eceran seharga Rp 2.450 per kg, bulan November 2007 menjadi RP 5.450 per kg, bulan desember 2007 naik Rp 6.950/kg.
Kenaikan yang sudah mencapai 100% tersebut tidak berhenti, di Januari 2008 harga kedelai menjadi Rp 7.250 per kg dan saat ini Rp 7.800 per kg.
Sementara ditengah kenaikan harga kedelai tersebut, produsen tidak berani menaikkan harga, namun dengan menyiasati ukurannya diperkecil.
Berdasarkan pantauan di Pasar Senin, harga tahu tempe di pedagang sudah mengalami kenaikan. Harga tempe dari Rp 5 ribu menjadi Rp 7 ribu per kg, harga tahu dari Rp 5 ribu menjadi Rp 6 ribu per kg.
Tahu putih kecil dari Rp 1.200 menjadi Rp 1.500 satuannya, tahu medan dari Rp 1.500 menjadi Rp 2.500, tahu kuning dari Rp 250 menjadi Rp 400 satuannya.
(arn/lih)