"Kami baru saja membuat kesepakatan dengan GEM," kata Direktur Utama Agis Steven Kesuma dalam keterangannya, Rabu (29/9/2010).
Dalam perjanjian tersebut kata Steven, perusahaan investasi yang berbasis di Swiss tersebut berkomitmen untuk mendukung pendanaan Agis terkait rencana akuisisi perusahaan tambang. GEM tidak akan masuk sebagai pemegang saham mayoritas dari perusahaan pertambangan yang menjadi target akuisisi, namun tetap Agis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya dia tidak menjelaskan lebih lanjut nama perusahaan yang menjadi target akuisisi. Dia hanya mengungkapkan, GEM hanya menindaklanjuti kerjasama pada April 2010 lalu untuk mendukung Agis guna mengembangkan kegiatan usaha di bidang industri yang prospektif.
"Beberapa minggu yang akan datang, Agis akan segera merealisasikan perjanjian untuk pengambilalihan perusahaan-perusahaan yang menjadi perusahaan target," kata Steven.
Namun manajemen pernah mengungkapkan, perseroan tengah menjajaki mengakuisisi sejumlah KP untuk diakuisisi antara lain KP emas dan batu bara. Bahkan Satu KP sudah siap berproduksi, sedangkan yang satu masih dalam tahap eksplorasi. Nantinya Agis bersama GEM akan menjadi pemegang saham pengendali pada perusahaan tambang yang menjadi target akuisisi.
Namun saat dikonfirmasi Komisaris Utama Agis Johny Kesuma belum bisa menjelaskan mengenai hal tersebut. "Saya belum bisa disclose, yang jelas ini akan segera terealisasi," kata Johnny.
Johnny mengatakan, langkah diversifikasi usaha ini dilakukan untuk memperkuat kinerja perseroan sehingga ke depan Agis tidak bertumpu pada penjualan barang-barang elektronik yang menjadi bisnis utama. Masuknya Agis ke sektor tambang sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemegang.
"Dana segar dari GEM diharapkan dapat memperkuat cash flow Agis guna ekspansi di sektor tambang sekaligus meningkatkan penjualan core business elektronik," kata Johnny.
Atas kesepakatan tersebut lanjut Stanislaus, nantinya suntikan dana GEM akan dikonversi menjadi waran Agis maksimal 1 miliar lembar senilai Rp 200 miliar. Mengenai waktu pelaksanaan konversi Stanislaus mengungkapkan, hal itu sepenuhnya akan ditentukan manajemen Agis. Perseroan tentunya akan menyesuaikan dengan kondisi pasar yang akan menguntungkan kedua belah pihak.
Pada 23 April 2010, Agis bersama GEM menandatangani fasilitas equity line of credit senilai Rp 325 miliar. Satu bulan kemudian, pada bulan Mei sepakat memberikan tambahan dana sebesar Rp 450 miliar. Dengan demikian, suntikan modal dari perusahaan investasi asal Swiss itu mencapai Rp 775 miliar.
GEM merupakan perusahaan investasi yang memiliki aset US$ 3,4 miliar dan tersebar di 60 negara. Dalam transaksi dengan Agis, GEM dibantu oleh AFG International, Agis menunjuk PT Victoria Sekuritas sebagai penasihat.
(dro/dro)