Pembayaran yang dilakukan Grup Bakrie ini mengakhiri kongsi panjang dengan ARM (dulu bernama Bumi Plc) dan investor asal Inggris, Nathaniel Rothschild.
Perceraian ini mengakhiri kongsi panjang selama 3 tahun antara mereka. Seperti apa perjalanannya? Yuk simak hasil penelusuran detikFinance di sini, Kamis (27/3/2014).
Vallar Plc merupakan perusahaan investasi milik keluarga Rothschild yang merupakan bankir terkaya di dunia. Kala itu, Vallar baru saja menggelar IPO raksasa di Bursa London senilai US$ 1,07 miliar atau Rp 9 triliun pada Juli 2010.
PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) menandatangani perjanjian jual beli dengan Vallar Plc untuk melepaskan 5,2 miliar saham BUMI di Rp 2.500 untuk mendapatkan 90,1 juta saham baru Vallar, di mana BNBR akan menerima 50,5 juta saham baru di Vallar seharga GBP 10 per saham.
Setelah transaksi itu, BNBR menjadi induk usaha Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc akan menjadi pemegang 25% saham BUMI. Vallar Plc pun berganti nama menjadi Bumi Plc.
Bakrie menjadi pemegang saham terbesar pada Bumi Plc serta berhak menunjuk posisi-posisi kunci di jajaran Direksi dan Manajemen Bumi Plc, khususnya posisi Chairman, CEO dan CFO di Bumi. Dengan demikian Bakrie secara langsung maupun tidak langsung, memegang kendali manajemen dan operasi di BUMI.
Pada November 2010 silam, Vallar Plc, perusahaan raksasa milik keluarga Rothschild mengambil alih 75% saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan 25% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27 triliun.
Vallar Plc merupakan perusahaan investasi milik keluarga Rothschild yang merupakan bankir terkaya di dunia. Kala itu, Vallar baru saja menggelar IPO raksasa di Bursa London senilai US$ 1,07 miliar atau Rp 9 triliun pada Juli 2010.
PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) menandatangani perjanjian jual beli dengan Vallar Plc untuk melepaskan 5,2 miliar saham BUMI di Rp 2.500 untuk mendapatkan 90,1 juta saham baru Vallar, di mana BNBR akan menerima 50,5 juta saham baru di Vallar seharga GBP 10 per saham.
Setelah transaksi itu, BNBR menjadi induk usaha Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc akan menjadi pemegang 25% saham BUMI. Vallar Plc pun berganti nama menjadi Bumi Plc.
Bakrie menjadi pemegang saham terbesar pada Bumi Plc serta berhak menunjuk posisi-posisi kunci di jajaran Direksi dan Manajemen Bumi Plc, khususnya posisi Chairman, CEO dan CFO di Bumi. Dengan demikian Bakrie secara langsung maupun tidak langsung, memegang kendali manajemen dan operasi di BUMI.
Ia merupakan mantan co-presiden hedge fund berbasis di New York, Atticus Capital LLC dan satu-satunya putra dari ahli keuangan Inggris, Lord Jacobs Rothschild dan Serena Mary Dunn. Jacobs Rothschild total memiliki 4 anak, dan Nathaniel merupakan bungsu dan satu-satunya putra.
Rothschild, kelahiran 12 Juli 1971 pernah tercatat di posisi ke-7 dalam daftar 25 manajer hedge funds terkaya di Inggris versi Sunday Times. Ia diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 650 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Nathaniel Rothschild pernah menikah dengan Annabelle Neilson namun bercerai pada tahun 1997, dan tidak memiliki anak.
Ia merupakan mantan co-presiden hedge fund berbasis di New York, Atticus Capital LLC dan satu-satunya putra dari ahli keuangan Inggris, Lord Jacobs Rothschild dan Serena Mary Dunn. Jacobs Rothschild total memiliki 4 anak, dan Nathaniel merupakan bungsu dan satu-satunya putra.
Rothschild, kelahiran 12 Juli 1971 pernah tercatat di posisi ke-7 dalam daftar 25 manajer hedge funds terkaya di Inggris versi Sunday Times. Ia diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 650 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Nathaniel Rothschild pernah menikah dengan Annabelle Neilson namun bercerai pada tahun 1997, dan tidak memiliki anak.
Grup Bakrie yang baru saja menjadi pemegang saham terbesar pada Bumi Plc berhak menunjuk posisi-posisi kunci di jajaran Direksi dan Manajemen Bumi Plc, khususnya posisi Chairman, CEO dan CFO di Bumi.
Indra Bakrie, adik pengusaha kaya Nirwan dan Aburizal Bakrie menjadi Komisaris Utama Bumi Plc. Sementara Ari Hudaya dijagokan menjadi pimpinan Bumi Plc karena posisinya saat itu sebagai Direktur Utama BUMI. Sedangkan mitra Grup Bakrie, Rothschild, diberi jabatan sebagai wakil komisaris utama di Bumi Plc.
Grup Bakrie yang baru saja menjadi pemegang saham terbesar pada Bumi Plc berhak menunjuk posisi-posisi kunci di jajaran Direksi dan Manajemen Bumi Plc, khususnya posisi Chairman, CEO dan CFO di Bumi.
Indra Bakrie, adik pengusaha kaya Nirwan dan Aburizal Bakrie menjadi Komisaris Utama Bumi Plc. Sementara Ari Hudaya dijagokan menjadi pimpinan Bumi Plc karena posisinya saat itu sebagai Direktur Utama BUMI. Sedangkan mitra Grup Bakrie, Rothschild, diberi jabatan sebagai wakil komisaris utama di Bumi Plc.
Rothschild yang memiliki 11% saham di Bumi Plc mengkritik BUMI terkait pembayaran utang ke China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun.
Pria yang biasa dipanggil Nat itu menyatakan pelunasan lebih awal dalam rangka mengurangi beban utang BUMI itu dianggap tidak transparan.
Rothschild sudah mengirim surat kepada CEO BUMI Ari Hudaya pada Kamis 10 November 2011, atau selang satu tahun sejak Grup Bakrie-Rothschild berkongsi, isinya mempertanyakan kenapa perusahaan tambang yang banyak utang itu tidak menyelesaikan utangnya sekitar US$ 500 juta kepada Bumi Plc terlebih dahulu.
Sebelumnya, BUMI menyatakan sudah mempercepat pembayaran utang tahap pertama ke CIC sebesar US$ 600 juta itu. Total utang yang didapat Bumi dari CIC sebelumnya sebesar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 16,15 triliun.
Menurut kabar di pasar, Nat Rothschild memang sedang mencoba mengkudeta Bumi Plc dari Grup Bakrie. Bahkan kabarnya, Nat ingin merebut kursi Direktur Utama Bumi Plc dari tangan BNBR.
Selain itu, Nat juga telah menyebarkan isu default utang BNBR ke publik dalam upayanya tersebut. Namun, Grup Bakrie menyambut rencana penggulingan ini dengan membatalkan divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Dengan pembatalan divestasi saham BRMS itu, grup Bakrie masih punya peluang memperoleh pinjaman untuk mengatasi utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse.
Rothschild yang memiliki 11% saham di Bumi Plc mengkritik BUMI terkait pembayaran utang ke China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun.
Pria yang biasa dipanggil Nat itu menyatakan pelunasan lebih awal dalam rangka mengurangi beban utang BUMI itu dianggap tidak transparan.
Rothschild sudah mengirim surat kepada CEO BUMI Ari Hudaya pada Kamis 10 November 2011, atau selang satu tahun sejak Grup Bakrie-Rothschild berkongsi, isinya mempertanyakan kenapa perusahaan tambang yang banyak utang itu tidak menyelesaikan utangnya sekitar US$ 500 juta kepada Bumi Plc terlebih dahulu.
Sebelumnya, BUMI menyatakan sudah mempercepat pembayaran utang tahap pertama ke CIC sebesar US$ 600 juta itu. Total utang yang didapat Bumi dari CIC sebelumnya sebesar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 16,15 triliun.
Menurut kabar di pasar, Nat Rothschild memang sedang mencoba mengkudeta Bumi Plc dari Grup Bakrie. Bahkan kabarnya, Nat ingin merebut kursi Direktur Utama Bumi Plc dari tangan BNBR.
Selain itu, Nat juga telah menyebarkan isu default utang BNBR ke publik dalam upayanya tersebut. Namun, Grup Bakrie menyambut rencana penggulingan ini dengan membatalkan divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Dengan pembatalan divestasi saham BRMS itu, grup Bakrie masih punya peluang memperoleh pinjaman untuk mengatasi utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse.
Akibat dari isu-isu miring yang dilontarkan Rothschild kepada Bumi Plc, sahamnya perusahaan tambang itu terus menerus tergerus, bahkan sampai saat ini sudah anjlok lebih dari 70% dari harga tertingginya.
Saat inilah, Rothschild mulai mengintensifkan rencananya untuk mengambil alih Bumi Plc dan mengusir Grup Bakrie untuk hengkang dari perusahaan yang dulu bernama Vallar Plc tersebut.
"Waktu saham Bumi (Plc) turun, dia (Rothschild) punya trigger untuk masuk. Dia punya partner yang masih afiliasinya untuk masuk sehingga bisa punya kendali," kata salah satu eksekutif di grup Bakrie ketika dihubungi detikFinance saat itu.
Grup Bakrie ternyata mengetahui rencana ini dan segera melakukan perlawanan, dengan cara membatalkan rencana divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) yang tadinya mau dijual ke Bumi Plc. Waktu itu, Grup Bakrie beralasan kondisi pasar masih belum kondusif.
Akhirnya, Grup Bakrie memilih menjual sekitar 23,8% sahamnya di Bumi Plc kepada PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) milik pengusaha Samin Tan. Nilai transaksinya mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun.
Uang yang didapat dari Samin Tan inilah yang digunakan untuk membayar jaminan atas utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse tersebut.
Setelah transaksi tersebut rampung, maka Grup Bakrie bersama Borneo akan menguasai 47,6% saham di Bumi Plc. Kembali, Rothschild mencoba berbagai cara untuk menggagalkan rencana ini supaya niatan menguasai Bumi Plc makin mulus.
Akibat dari isu-isu miring yang dilontarkan Rothschild kepada Bumi Plc, sahamnya perusahaan tambang itu terus menerus tergerus, bahkan sampai saat ini sudah anjlok lebih dari 70% dari harga tertingginya.
Saat inilah, Rothschild mulai mengintensifkan rencananya untuk mengambil alih Bumi Plc dan mengusir Grup Bakrie untuk hengkang dari perusahaan yang dulu bernama Vallar Plc tersebut.
"Waktu saham Bumi (Plc) turun, dia (Rothschild) punya trigger untuk masuk. Dia punya partner yang masih afiliasinya untuk masuk sehingga bisa punya kendali," kata salah satu eksekutif di grup Bakrie ketika dihubungi detikFinance saat itu.
Grup Bakrie ternyata mengetahui rencana ini dan segera melakukan perlawanan, dengan cara membatalkan rencana divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) yang tadinya mau dijual ke Bumi Plc. Waktu itu, Grup Bakrie beralasan kondisi pasar masih belum kondusif.
Akhirnya, Grup Bakrie memilih menjual sekitar 23,8% sahamnya di Bumi Plc kepada PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) milik pengusaha Samin Tan. Nilai transaksinya mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun.
Uang yang didapat dari Samin Tan inilah yang digunakan untuk membayar jaminan atas utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse tersebut.
Setelah transaksi tersebut rampung, maka Grup Bakrie bersama Borneo akan menguasai 47,6% saham di Bumi Plc. Kembali, Rothschild mencoba berbagai cara untuk menggagalkan rencana ini supaya niatan menguasai Bumi Plc makin mulus.
Bumi Plc akhirnya mendepak wakil komisaris utamanya Nathaniel Rothschild. Tepat empat bulan, atau sekitar September 2012, setelah grup Bakrie yang berkongsi dengan Borneo itu bersitegang lagai dengan Rothschild.
Perombakan komisaris Bumi Plc dilakukan berbarengan dengan laporan rugi bersih senilai U$ 282 juta di akhir 2011. Samin Tan, pemimpin Grup Borneo, menempati posisi komisaris utama Bumi Plc. Sementara Indra Bakrie menempati posisi wakil komisaris utama. Sedangkan posisi CEO masih dipegang oleh salah satu orangnya Bakrie, yaitu Nalin Rathod, menggantikan Ari Hudaya. Bersambung...
Bumi Plc akhirnya mendepak wakil komisaris utamanya Nathaniel Rothschild. Tepat empat bulan, atau sekitar September 2012, setelah grup Bakrie yang berkongsi dengan Borneo itu bersitegang lagai dengan Rothschild.
Perombakan komisaris Bumi Plc dilakukan berbarengan dengan laporan rugi bersih senilai U$ 282 juta di akhir 2011. Samin Tan, pemimpin Grup Borneo, menempati posisi komisaris utama Bumi Plc. Sementara Indra Bakrie menempati posisi wakil komisaris utama. Sedangkan posisi CEO masih dipegang oleh salah satu orangnya Bakrie, yaitu Nalin Rathod, menggantikan Ari Hudaya. Bersambung...