Penangkapan Tuna Sirip Biru Masih Diperketat, Jatah RI 750 Ton/Tahun

Penangkapan Tuna Sirip Biru Masih Diperketat, Jatah RI 750 Ton/Tahun

- detikFinance
Kamis, 23 Apr 2015 13:38 WIB
Ilustrasi ikan tuna sirip biru (Reuters)
Jakarta - Penangkapan ikan tuna jenis bluefin atau sirip biru masih diperketat. Setiap negara yang tergabung di dalam Commision for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) diberikan kuota tangkap ikan jenis ini.

Selain Indonesia, negara lain yang tergabung di dalam keanggotaan CCSBT adalah Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Taiwan. Wilayah jelajah tuna bluefin memang melewati 6 negara tersebut.

"CCSBT mengatur kuotanya. Sekarang kita dapat 750 ton/tahun," ungkap Sekretaris Komnas Pengkajian Stok Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Wudianto saat berdiskusi dengan media di kantornya, Jakarta, Kamis (23/04/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan pemberian kuota oleh CCSBT disepakati sekaligus dievaluasi setiap 3 tahun sekali. Tahun depan, kuota tangkap SBT atau Southern Bluefin Tuna Indonesia diperkirakan akan ditambah mengingat adanya program pemberantasan praktik pencurian ikan (illegal fishing).

"Kuota tangkap yang sekarang sudah ditetapkan sejak 3 tahun yang lalu. Tahun depan sepertinya mau naik. Dengan pengaturan ketat, SBT sudah mulai naik populasinya dan negara sedang berunding lagi. Kenaikan yang tidak terlalu banyak, mungkin 5-10%," tutur Wudianto.

Tidak hanya itu, pengetatan lainnya ada pada proses tangkap hingga ekspor ikan tuna jenis bluefin. Ekspor ikan jenis ini harus memiliki sertifikat khusus yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Tangkap KKP.

"Karena yang namanya SBT hampir punah. Kalau setiap tangkap 1 ekor SBT itu harus diberikan label tangkap di mana. Kalau dari illegal fishing sudah tidak lagi bisa diekspor, Jepang tidak mau menerima," jelas Wudianto.

Bila pengetatan tidak dilakukan, maka kuota tangkap setiap negara bisa jadi akan dikurangi dan mendapatkan peringatan lainnya dari CCSBT.

"Pasar tunggal ke Jepang dan Jepang selalu kontrol. Kalau tidak ketat, kita dapat punishment," tegasnya.

(wij/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads