Hasil dana IPO ini, sebesar 97% atau sekitar Rp 67,9 miliar rencananya akan digunakan untuk mengakuisisi PT Suasa Benua Sukses yang juga bergerak di bidang jasa usaha pelayaran migas. Kerja sama ini dinilai cukup baik untuk Sillo ke depannya.
"PT Suasa Benua Sukses punya sinergi cukup baik dengan Sillo karena punya kapal FSO bisa untuk menampung gas, Sillo punya untuk tampung minyak, makanya sinergi bagus dengan langkah akuisisi," kata Direktur Keuangan PT Sillo Maritime Tbk, Herjati, di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (15/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham perusahaan sempat menyentuh angka tertinggi di harga Rp 162 dan harga terendah di posisi Rp 157. Total transaksi sebanyak 59 kali dengan volume 40 ribu lot senilai Rp 600 juta.
Tak Terganggu Penurunan Harga Minyak
Melemahnya harga minyak dunia dalam 1-2 tahun belakangan ini, membuat bisnis sewa kapal juga ikut lesu. Saat ini, banyak kapal yang menganggur khususnya kapal yang digunakan dalam eksplorasi migas.
Meski begitu, hal ini tidak berpengaruh terhadap bisnis sewa kapal migas milik PT Sillo Maritime Tbk (SHIP) karena kapal yang disewakannya diperuntukkan bagi kegiatan produksi.
"Kita fokus di produksi nggak di eksplorasi jadi nggak pengaruh," kata Direktur Operasional PT Sillo Maritime Tbk (SHIP), Sumanto Hartanto.
Sementara itu, ia menambahkan, apabila harga minyak naik akan berdampak positif ke perusahaan.
"Kalau harga minyak naik pasti aktivitas perusahaan migas naik, harga sewa naik tapi dari segi operasional tetap karena operation cost tetap, tapi itu lebih baik untuk perusahaan," kata Sumanto.
Kerja Sama dengan Pertamina
PT Sillo Maritime Tbk (SHIP) sedang menjajaki kerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Dalam kerja sama ini, Sillo Maritime akan menyediakan kapal untuk menunjang kegiatan hulu Pertamina.
"Pertamina calon client nanti kontrak jangka panjang antara 3-7 tahun dengan Pertamina," ungkap Direktur Utama PT Sillo Maritime Tbk, Edi Yosfi.
Menurutnya, hal ini bukan sekadar wacana saja, saat ini sedang dilakukan kualifikasi kapal mana saja yang bisa digunakan untuk memenuhi kualifikasi.
"Masih wacana nggak juga, kapal-kapal mana saja yang masih kualifikasi di kita, masih lihat apakah kapal menuju kualifikasi," lanjut Edi.
Ia menambahkan, sebelumnya Sillo Maritime juga pernah melakukan kerja sama dengan Pertamina.
"Sillo pernah kerja sama dengan Pertamina, kita hampir seluruh oil company di Indonesia kita pegang, yang pernah beroperasi di Indonesia," tutur Edi.
Sebagai informasi, pemegang saham perseroan setelah IPO dan employee stock allocation (ESA) antara lain PT Maxima Prima Sejahtera sebesar 40%, PT Karya Sinergy Gemilang sebesar 40%, publik sebesar 19,70%, dan ESA sebesar 0,30%. (drk/drk)