Jual ORI 013, Pemerintah Cari Utang Baru Rp 20 T

Jual ORI 013, Pemerintah Cari Utang Baru Rp 20 T

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 29 Sep 2016 13:47 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Kementerian Keuangan menargetkan utang baru yang berasal dari penerbitan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri terbaru, yakni ORI Seri 013, sebesar Rp 20 triliun. Target dari ORI tahun ini lebih rendah dari penerimaan penerbitan ORI tahun 2015 yakni seri 012 yang mencapai lebih dari Rp 27 triliun.

Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengungkapkan, jika penjualannya laris manis, maka dana dari ORI Seri 013 ini bisa sedikit menutup defisit anggaran yang tahun diperkirakan bisa mencapai 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

"Penjualan targetkan secara volume bisa mencapai Rp 20 triliun. Kami harapkan ini bisa kurangi defisit dari pembiayaan APBN-P 2016. Sampai 28 September 2016, realisasi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) bruto sudah mencapai 89,49%," jelasnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saya harapkan penerbitan ORI Seri 013 akan bisa mengurangi defisit anggaran. Sisanya akan kami dapatkan dari lelang-lelang surat utang yang reguler kita lakukan rutin seminggu dan sebulan," tambahnya.

Diungkapkannya, sejak diterbitkan sejak tahun 2006, total utang pemerintah dari ORI 001 sampai ORI 012 sudah mencapai Rp 144,13 triliun.

Jumlah utang yang berasal dari ORI setiap tahunnya hampir selalu mengalami kenaikan, dengan penerbitan tahun 2015 sebagai yang tertinggi sebesar Rp 27,05 triliun. Sementara saat pertama kali diterbitkan, yakni ORI 001, penjualannya sebesar Rp 3,28 triliun.

Robert melanjutkan, target utang dari ORI Seri 013 yang mulai dijual 29 September 2016 dengan kupon 6,6% ini bisa dinaikkan lagi jika permintaannya cukup banyak.

"Targetnya terbitkan sebesar Rp 20 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan. Tapi indikasi permintaan dari 24 agen penjual mencapai Rp 25 triliun. Jadi target itu bisa di-upsize," ujar Robert. (dna/dna)

Hide Ads