Benarkah meroketnya harga saham BUMI tak lain karena digoreng?
"Biasa lah. Lebih ke arah spekulatif," ujar Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo kepada detikFinance, Kamis (20/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih karena harga batu bara naik. Naiknya tinggi. Harga batu bara kan sudah mulai naik sejak September lalu," sebut dia.
Menurut Satrio, membaiknya harga batu bara memperbaiki fundamental BUMI sebagai perusahaan tambang. Terlebih, BUMI merupakan salah satu perusahaan tambang yang sebenarnya memiliki cadangan batu bara yang baik.
"Karena ada perbaikan harga batu bara, sehingga ada perbaikan fundamental," katanya.
Lantas, kenapa saham emiten tambang lainnya justru melemah?
"Karena mereka sudah naik tinggi duluan. Kan harga batu bara sudah mulai naik dari September. Nah, saat itu sudah pada naik, BUMI kan di-suspend jadi baru naik sekarang pas suspend sudah dibuka," terang dia.
Satrio memperkirakan, kenaikan saham BUMI akan berlanjut jika harga batu bara terus naik dan sebaliknya.
"Ini kenaikan masih akan lama tapi tergantung perbaikan harga batu bara. Kalau buat trading nggak masalah, tapi tidak untuk investasi, masih banyak saham lain yang bagus," pungkasnya.
Sementara itu, Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi menambahkan, meroketnya harga saham BUMI lebih disebabkan karena naiknya harga batu bara.
Selain itu, grup usaha dari perseroan juga menjual kepemilikannya di PT Newmont Nusa Tenggara kepada PT Medco Energi International Tbk (MEDC). Hal lain, yang juga mendorong sentimen positif saham BUMI adalah karena perseroan mendapatkan pinjaman dalam jumlah besar dari BNI.
"Harga batu bara naik 36% dari awal tahun, grupnya baru jual kepemilikan di Newmont ke Medco, grupnya juga baru dapat kredit dari BNI," kata Wafi.
Sebagai informasi, laju kenaikan harga batu bara semakin tajam berada di angka US$ 90 per metrik ton. Batu bara kontrak pengiriman November 2016 di ICE Futures Exchange naik 3,65% dalam sehari jadi US$ 93,50 per metrik ton. Dalam sepekan harga batu bara telah naik sekitar 14,23%. (drk/dna)











































