Saat ini, jumlah investor reksa dana di Indonesia masih sangat kecil, yakni sekitar 361.000 investor. Hal ini mendorong APRDI untuk meluncurkan program Investasi Untuk Rencana ANda (IURAN), guna memacu tingkat literasi dan utilitas keuangan di pasar modal khusus reksa dana.
"Jumlah investor reksa dana masih sangat jauh ketinggalan dari apa yang sudah kita targetkan. Akhir tahun depan APRDI punya target sekitar 5 juta. Sekarang ini masih jauh sekitar 361.000. Jadi program IURAN ini untuk mencapai target itu," ujar ketua APRDI, Danny R Thaher di Equity Tower, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui program ini, Manajer Investasi (MI) dan Agen Penjual Reksa Dana yang memiliki program investasi berkala dapat berpartisipasi lewat Program Investasi Berkala lURAN, seperti Program lnvestasi Berkala Reksa Dana Konvensional dan Program investasi Berkala Reksa Dana Syariah. Lama investasinya bervariasi mulai dari 3 hingga 20 tahun, dengan minimum nominal investasi dimulai dari Rp 100.000.
Adapun dua jenis program IURAN yaitu, IURAN Pendidikan Anak, program investasi berkala yang difokuskan untuk penyediaan dana untuk tujuan persiapan pendidikan anak di masa mendatang. Dan IURAN Pensiun, yaitu program lnvestasi Berkala yang difokuskan untuk penyediaan dana untuk tujuan persiapan pensiun.
"Kita lihat adalah faktanya bahwa rata-rata masyarakat Indonesia saat ini usia 27 tahun, mungkin baru menikah atau baru akan menikah dan sudah bekerja yang akan pensiun 30 tahun lagi. Ini kita kira market yang sangat besar, dan harus diedukasi bahwa segala sesuatu harus dipersiapkan secara dini," ucapnya.
Melalui program ini, APRDI berharap agar dapat menanamkan disiplin berinvestasi pada investor reksa dana sejak dini, sehingga tujuan keuangannya bisa tercapai di tengah volatilitas pasar.
Secara tidak langsung, juga memberikan edukasi kepada investor reksa dana untuk tidak melakukan transaksi jual beli dalam jangka pendek dalam investasi reksa dana.
"Jadi program ini adalah salah satu cara bagaimana kita mencapai investor 5 juta di akhir 2017," jelas dia.
Melalui program ini, APRDI mengincar adanya tambahan jumlah investor, setidaknya menjadi 600.000 investor hingga akhir tahun, dari saat ini yang masih 361.000 investor.
Jumlah yang besar ini menurutnya realistis, karena sudah mengeluarkan berbagai macam produk yang menarik untuk investor bisa melakukan investasi dengan mudah. Pasalnya APRDI melihat, di perbankan program literasi keuangan telah ada, sementara di reksa dana, masih belum ada.
"Kalau selesai ya sampai akhir tahun ada 600.000 investor lah. Kalau di perbankan kan kita lihat tabungan simpel atau tabunganku. Di reksa dana program serupa belum ada. Kita melihat di reksa dana seharusnya ada program nasional yang ada. Ditambah juga dengan melihat perilaku dari investor reksa dana, banyak investor yang masuk cuma coba-coba. Jadi kita ingin beri edukasi, investor bisa lebih disiplin mencapai investasi," pungkasnya.
Dana Kelolaan
APRDI menargetkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau dana kelolaan industri reksa dana hingga akhir tahun 2016 bisa mencapai sekitar Rp 336 triliun, dengan porsi reksa dana saham terbesar sekitar 45%. Jumlah ini tumbuh sekitar 5% dibanding posisi saat ini yang berjumlah Rp 320 triliun.
"NAB sampai akhir tahun total Reksa dana sekarang kurang lebih sekitar Rp 320 triliun. Ya mungkin kita harapkan bisa naik sekitar sampai 5% lagi sampai akhir tahun," ungkap Denny.
Angka ini lebih besar dari target sebelumnya sekitar Rp 311 triliun. Hal ini didorong oleh sejumlah langkah literasi dan kemudahan dalam berinvestasi di reksa dana yang telah dilakukan, termasuk program Investasi Untuk Rencana ANda (IURAN) yang baru saja diluncurkan. Ini juga sejalan dengan target APRDI untuk mencapai target 5 juta investor reksa dana di akhir tahun 2017.
"Kita perlu penyebaran distribusi penjual reksa dana, OJK sudah menjawab dengan POJK 39 tahun 2014. Kita ingin transaksi reksadana bisa dilakukan secara elektronik, juga sudah di-support oleh OJK dengan boleh transaksi dan laporan elektronik. Transaksi bisa lebih mudah, kita luncurkan program ini. Kita sudah punya semua sekarang, jadi tinggal kita berjualan. Apakah kita capai 5 juta investor tentunya kita harus berusaha jauh lebih keras lagi, karena tidak ada alasan lagi untuk tidak," ujar dia.
Lanjut dia, faktanya saat ini rata-rata masyarakat Indonesia yang berusia muda, dan jumlah masyarakat yang masih sedikit berinvestasi di reksa dana, memungkinkan untuk mencapai target tersebut.
"Jadi yang kita tuju adalah masyarakat anak-anak muda usia 27-30 tahun yang mungkin nggak pernah datang ke kantor bank, print buku tabungan, semua otomatis bisa dilakukan secara digital di gadget. Ini kita kira market yang sangat besar, dan harus diedukasi bahwa segala sesuatu harus dipersiapkan secara dini," tukasnya. (drk/drk)