Ekonom Standard Chartered Bank, Aldian Taloputra mengatakan risiko terbesar dari aliran modal masuk masih dari global. Dia menjelaskan, seperti kebijakan moneter di AS, geopolitik yang belum pasti seperti di Korea.
"Normalisasi kebijakan moneter AS masih jadi risiko terbesar," ujarnya kepada detikFinance, Jumat (12/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan Bank Indonesia (BI) menambah cadangan devisa juga baik untuk menjaga persepsi investor atas kemampuan otoritas untuk stabilisasi nilai tukar ketika terjadi pembalikan arus modal.
Cadangan Devisa RI Naik Karena Aliran Modal Masuk Masih Besar
Peningkatan cadangan devisa Indonesia menjadi US$ 123 Miliar di periode April 2017 dari US$ 121,8 miliar dinilai wajar karena aliran modal masuk masih besar. Terutama melihat surplusnya neraca perdagangan pada kuartal I-2017.
Dia menilai, saat ini Bank Indonesia (BI). Masih terus meningkatkan jumlah cadangan devisa untuk berjaga-jaga jika terjadi tekanan.
Misalnya jika tiba-tiba The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga di luar perkiraan bank sentral. Kemudian kondisi geopolitik yang makin memanas.
"Kemudian jika ada kembalinya arus modal ke negara asal, cadev US$ 123 miliar itu masih cukup," ujar dia.
Ke depannya aliran dana masuk ke Indonesia diprediksi masih baik karena kondisi global juga cukup kondusif. Seperti pemilihan Presiden di Prancis yang dimenangkan oleh Macron, ini dinilai memberikan dampak positif ke negara-negara emerging market.
(mkj/mkj)