Tutup Toko di Blok M, Omzet Ramayana Turun Rp 3 Miliar

Tutup Toko di Blok M, Omzet Ramayana Turun Rp 3 Miliar

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 16 Mei 2017 14:10 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) tahun lalu telah menutup 2 toko Ramayana yang tidak produktif dan 1 toko tutup akibat kebakaran. Tahun ini kembali Ramayana menutup satu toko di kawasan Blok M.

Direktur Ramayana Suryanto menjelaskan, alasan pihaknya mengambil langkah tersebut lantaran toko itu dianggap tidak produktif.

"Pada Januari kami tutup toko di Blok M, itu karena tidak produktif," tuturnya di Hotel Ashley Indonesia, Jakarta, Selasa (16/5/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suryanto mengungkapkan, toko Ramayana di Blok M tersebut sebenarnya menyumbang penjualan hingga Rp 3-4 miliar per triwulan. Namun entah kenapa toko tersebut dianggap tidak produktif.

Penjualan Ramayana di kuartal I-2017 pun turun 0,2% atau Rp 3 miliar dari kuartal I-2016 sebesar Rp 1,42 triliun menjadi Rp 1,39 triliun. "Penurunan penjualan juga karena daya beli masyarakat masih lemah," imbuhnya.

Kendati begitu, Suryanto mengatakan, penjualan mengalami peningkatan pada April 2017. Pada bulan itu penjualan meningkat 12,4% dibanding penjualan Maret 2017.

"Sehingga jika dilihat periode Januari sampai April 2017 (year to date) meningkat 3% dibanding periode yang sama di 2016," terangnya.

Tahun ini pihaknya menargetkan penjualan sebesar Rp 8,9 triliun, meningkat dibanding penjualan 2016 sebesar Rp 8,2 triliun. Hingga April 2017 perseroan mencatat penjualan sudah mencapai 23,1% dari target yang dicanangkan.

Suryanto yakin pada periode Mei hingga Juli 2017 Ramayanya bisa mengantongi penjualan 42% dari target penjualan tahun ini. Hal itu lantaranya adanya momen lebaran dan tahun ajaran baru sekolah.

"Tahun lalu masa di 3 bulan itu Rp 3,5 triliun, sekarang targetnya Rp 3,9 triliun," tukasnya.

Tahun ini pihaknya akan membuka 4 toko baru, di mana 2 toko yang berada di Pondok Aren dan Harapan Indah sudah beroperasi, kemudian 2 lagi di Jatinegara dan Cikupa akan sedang proses perampungan.

Selain itu, Ramayanya juga melakukan transformasi interior dari toko-toko yang sudah ada. Dari total 112 toko yang sudah ada sekitar 13 toko sudah dirombak tahun lalu. Sementara untuk tahun ini ditargetkan akan mentransformasikan 20 toko lagi.

Untuk transformasi toko, kata Suryanto bisa per meternya bisa menghabiskan dana hingga Rp 1,5 juta. Biaya untuk transformasi toko tersebut diambil dari anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang rata-rata mencapai Rp 300-400 miliar per tahun.

Bagi-bagi Dividen Rp 408 Miliar

Ramayana memutuskan untuk membagikan dividen dari hasil laba di 2016. Rencana tersebut sudah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) yang digelar hari ini.

Direktur Ramayana Suryanto menjelaskan, perusahaan memutuskan untuk mengalokasikan 60% dari laba bersih 2016 sebesar Rp 408,5 miliar sebagai dividen. Artinya para pemegang saham Rayamana mengantongi dividen dengan total Rp 242 miliar.

"Dividen per saham yang akan dibayarkan sekitar Rp 36 per saham," tuturnya.

Sementara untuk sisa laba akan dialokasikan sebagai laba ditahan atau pencadangan. Hal itu demi mendukung ekspansi perseroan tahun ini.

Perseroan tahun ini berencana membuka 4 toko baru Ramayana, di mana 2 toko yang berada di Pondok Aren dan Harapan Indah sudah diberoperasi, kemudian 2 lagi di Jatinegara dan Cikupa sedang proses perampungan.

Selain itu, Ramayanya juga melakukan transformasi interior dari toko-toko yang sudah ada. Dari total 112 toko yang sudah ada sekitar 13 toko sudah dirombak tahun lalu. Sementara untuk tahun ini ditargetkan akan mentransformasikan 20 toko lagi.

Untuk transformasi toko, kata Suryanto bisa per meternya bisa menghabiskan dana hingga Rp 1,5 juta. Biaya untuk transformasi toko tersebut diambil dari anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang rata-rata mencapai Rp 300-400 miliar per tahun.

Sekadar informasi, pada 2016 kemarin Ramayan berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp 5,86 triliun yang meningkat 5,9% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 5,53 miliar. Perseroan juga berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih di 2016 sebesar 21,6% dari Rp 336 miliar menjadi Rp 408,5 miliar. (ang/ang)

Hide Ads