Pelemahan IHSG disebabkan kepanikan pelaku pasar terhadap kondisi kurs. Belum lagi ramainya isu-isu tersebar melalui broadcast yang menimbulkan kepanikan pelaku pasar.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi menilai kondisi saat ini hanya bersifat sementara. Mengingat kondisi makro ekonomi Indonesia yang masih stabil.
Justru dengan kondisi saat ini, Inarno menyarankan investor ritel domestik untuk melakukan aksi beli. Sebab saat ini banyak saham-saham yang murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Analis Paramita Alfa Sekuritas William Siregar menilai, pelemahan IHSG hari ini memang disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah. IHSG juga melemah lantaran adanya sentimen negatif dari eksternal.
"Sentimen efek krisis dari Turki, Argentina, hingga Afrika Selatan yang berdampak pada pelemahan negara emerging market," ujarnya.
Dari sisi internal, William yakin masih kondusif. Seperti pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5% dan inflasi terjasa di kisaran 3%.
"Terutama rasio utang terhadap PDB yang masih dibawah 30%. Pelemahan indeks hanya euforia dari dampak krisis di negara lain yang sebenarnya tidak berkorelasi langsung dengan Indonesia dan tidak sejalan dengan data fundamental Indonesia," tegasnya.
Menurut William pelemahan IHSG hanya bersifat sementara dan siap untuk rebound kembali. Dia yakin IHSG bisa kembali lagi ke level 6.000an. (das/dna)