Dolar AS Diprediksi Jinak Sementara, Jokowi Perlu Waspada

Dolar AS Diprediksi Jinak Sementara, Jokowi Perlu Waspada

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 08 Sep 2018 13:00 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) mulai menjinak. Kini mata uang Paman Sam itu terhadap rupiah dihargai Rp 14.800-an/US$.

Menurut pengamat ekonomi Yanuar Rizky jinaknya dolar AS saat ini sementara. Pemerintah diharapkan tetap waspada karena masih ada potensi penguatan dolar AS.

Yanuar menilai pelemahan dolar AS yang terjadi kemarin lebih karena para investor asing besar masih menahan diri di Indonesia. Mereka sebelumnya hanya menggoreng portofolio dananya di Indonesia dengan keluar dari pasar saham dan surat utang untuk masuk ke pasar valuta asing (valas).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jiinaknya itu karena prinsipnya yang punya SUN (surat utang negara) masih menggoreng. Dengan kata lain dia belum benar-benar mau keluar. Saham di jual, SUN dijual untuk dapat untung di pasar valas. Setelah dapat dia balik lagi," tuturnya di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/9/2018).

Sementara itu gonjang-ganjing yang diterjadi di global adalah imbas dari berakhirnya quantitative easing yang dilakukan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada 2008 karena kredit KPR macet (sup prime mortgage). Kala itu, AS mengalami krisis, The Fed pun mengeluarkan kebijakan dengan membeli aset-aset yang dipegang oleh perbankan dan institusi keuangan swasta.

Dana milik investor besar itu mulai menyebar ke negara lain untuk mencari instrumen investasi dengan imbal hasil yang besar, termasuk Indonesia. Nah saat ini The Fed mulai melakukan normalisasi, mereka mulai menarik kembali dana-dana tersebut dengan berbagai kebijakan.


"Tapi itu belum benar-benar terjadi. Masih kecil sekalai volumenya," tambahnya.

Menurut Yanuar aksi pulang kampung dana AS itu masih terjadi di negara berkembang lainnya seperti Turki dan Argentina yang saat ini mulai terguncang ekonominya, dan tidak menutup kemungkinan terjadi di Indonesia.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersyukur rupiah kembali menguat. Perry menyebutnya sebagai sebuah karunia.

"Ini karunia Allah untuk kita, rupiahnya stabil dan menguat," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (7/Perry menambahkan pemerintah juga melakukan sejumlah langkah stabilisasi nilai tukar rupiah. Saat ini kebijakan B20 sudah diimplementasikan, kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sudah mengumumkan pembatasan barang impor.

Lalu sejumlah langkah terkait pariwisata sudah dilakukan. "Karena hal-hal itu akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depan," ujar Perry.
9/2018).



Saksikan juga video 'Dolar AS 'Sedikit Jinak', Fadli Zon: Belum Tentu Ini Terakhir':

[Gambas:Video 20detik]

(das/hns)

Hide Ads