Contohnya menekan laju pertumbuhan impor dengan mengendalikan impor barang konsumsi dan penerapan program mandatori biodiesel 20% (B20).
"Kami dari sisi fiskal terus akan melaksanakan apa yang sudah diputuskan waktu itu. Memonitor impor utamanya impor barang konsumsi dan diproduksi dalam negeri, 1.147 itu nanti akan kami lihat laporannya setiap minggu dan posisi terakhir sudah menunjukkan penurunan namun kita akan lihat Oktober minggu pertama ini," kata Sri Mulyani di Komplek Istana, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Makin Beringas, Dolar AS Tembus Rp 15.150 |
"Untuk BBM, yang merupakan komponen impor terbesar, kami harap B-20 bisa mengurangi," jelas dia.
Sri Mulyani menambahkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan tetap menjalankan bauran kebijakan yang sudah berlaku. Khusus BI, menurut Sri Mulyani, bisa melakukannya dengan suku bunga atau intervensi untuk selalu berada di pasar.
"Apakah dengan makroprudensial dan policy mereka mengenai intervensi untuk menciptakan suatu perubahan yang bisa di-absorb dan di-adjust oleh perekonomian," tutur Sri Mulyani. (hek/hns)