"Untuk semester-I 2019 kami perkirakan rupiah masih dalam tekanan yang besar, tapi ada kesempatan membaik pada semester II 2019," kata Piter dalam diskusi CORE Economic Outlook 2019, di Graha Niaga, Rabu (21/11/2018).
Baca juga: Pagi Ini Dolar AS Tekan Rupiah ke Rp 14.604 |
Dia menambahkan, angka ini memang lebih lemah dibandingkan dengan asumsi pemerintah dalam anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2019 sebesar Rp 15.000 per dolar AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Piter menambahkan mengacu ke proyeksi tersebut, pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan mempengaruhi current account deficit (CAD) hingga penurunan angka cadangan devisa (cadev). Di sisi lain kenaikkan bunga The Federal Reserve (The Fed atau Bank Sentral AS) juga akan memicu menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
"Bunga The Fed, utang pemerintah ini semua kondisi yang pengaruh ke nilai tukar. Range di 2019 itu Rp 15.200 hingga Rp 15.300," terang Piter.
Sebelumya Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui asumsi nilai tukar rupiah dari Rp 14.500 menjadi Rp 15.000 per dolar AS.
Sementara itu pada sesi pembukaan perdagangan Rabu pagi (21/11) Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali menguat. Pagi ini dolar AS diperdagangkan Rp 14.604 di pasar spot.
Dikutip dari data perdagangan Reuters, Rabu (21/11/2018), Hingga pagi pukul 09:25 WIB, dolar AS terpantau bergerak dari level Rp 14.595 hingga Rp 14.640, dengan kecenderungan pergerakan terus menguat. (kil/hns)