PHRI ke Jokowi: Tiket Pesawat Mahal karena Avtur Dimonopoli Pertamina

PHRI ke Jokowi: Tiket Pesawat Mahal karena Avtur Dimonopoli Pertamina

Rina Atriana - detikFinance
Selasa, 12 Feb 2019 09:25 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengeluhkan harga tiket pesawat yang kian mahal dan menyebabkan turunnya omset pemesanan hotel. PHRI lantas menyinggung salah satu penyebab mahalnya tiket adalah karena mahalnya harga bahan bakar pesawat (avtur).

"Bila kita tanyakan kepada perusahaan penerbangan mengapa harga tiket pesawat naik sedemikian timgginya? Maka alasan mereka adalah karena tingginya avtur yang 20 persen lebih tinggi daripada harga internasional," ujar Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani dalam sambutannya di Gala Dinner HUT ke-50 PHRI di Hotel Gran Sahid, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019).

"Hal ini pula yang menyebabkan harga tiket pesawat luar negeri menjadi lebih murah, sehingga membuat sebagian masyarakat kita lebih memilih berlibur di luar negeri yang mengakibatkan keluarnya devisa. Kondisi harga tiket yang mahal ini telah mengakibatkan berkurangnya perjalanan masyarakat yang berakibat menurunnya hunian hotel 20-40 persen," bebernya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu, Haryadi berharap pemerintah bisa segera mencarikan solusi mengenai kondisi tersebut.

"Menghentikan monopoli pertamina di dalam menjual avtur sebaiknya segera diakhiri. Dengan memberikan peluang kepada perusahaan lain untuk menjual avtur dengan harga yang lebih kompetitif," tutur Haryadi.

"Kami yakin bapak presiden berpihak pada prinsip persaingan yang sehat, dan efisien. Sehingga akan memberikan daya saing yang tinggi," jelasnya.

Sebelumnya peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara juga menilai harga avtur di Indonesia tinggi karena penyaluran yang tidak efisien akibat infrastruktur yang kurang mendukung.

"Masalahnya adalah infrastruktur penyaluran avtur masih tidak efisien sehingga harga avtur di Indonesia cenderung lebih mahal daripada Singapura dan Malaysia. Itu yang membuat avtur kita nggak bersaing," kata Bhima dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Sabtu (9/2).


"Avtur itu pemain besarnya adalah Pertamina makanya Pemerintah juga bisa meregulasi Pertamina apakah dalam kondisi seperti sekarang," jelasnya. (rna/dna)

Hide Ads