Sepanjang tahun lalu, ekspor semen dari fasilitas produksi di Indonesia mencapai 3,15 juta ton, atau naik 68,7% dibanding tahun 2017 yang hanya mencatatkan 1,87 juta ton. Sementara total penjualan semen baik domestik maupun ekspor sepanjang 2018 tercatat sebesar 33,15 juta ton, termasuk penjualan dari Thang Long Cement (TLCC) di Vietnam.
Jika melihat kinerja ekspir selama kuartal I-2019, volume penjualan ekspor perseroan dari fasilitas produksi di Indonesia tercatat sebesar 757 ribu ton, naik sebesar 13,84% dibanding periode yang sama pada 1Q18 sebesar 665 ribu ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Semen Indonesia Tebar Dividen 1,3 Triliun |
"Tak hanya TLCC, tapi keseluruhan portofolio grup sedang dalam proses pengkajian (konsolidasi). Kita baru mengakuisisi Semen Holcim, sebelumnya kita sudah ada Semen Tonasa, Semen Gresik, Padang, TLCC, kemudian masuk Holcim yang memiliki aset plant di Narogong, Cilacap, dan Tuban," jelas Hendi.
Menurutnya, pasca pembelian mayoritas saham Holcim, Semen Indonesia akan mengkonsolidasi semua aset Holcim dengan anggota holding lainnya untuk mencapai operasional yang lebih efisien.
"Ini tidak hanya pabrik semen, tapi ada sejumlah packing plant (eks Holcim). Kemudian ada non pabrik semen seperti tambang agregat batu pasir dan sebagainya untuk mendukung visi perusahaan ke depan, tak hanya semen, tapi bahan bangunan atau beyond cement," ujar Hendi.