Instrumen ini ditujukan khusus untuk investor individu Indonesia, jadi jangan harap perusahaan dan investor asing bisa beli ORI016.
"Artinya kalau diperbolehkan instrumen ini dibeli siapa saja pasti dibeli asing dan perusahaan. Tapi pemerintah tidak perbolehkan bahwa ini bukan untuk asing dan perusahaan," kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting di The Goods Dinner, Jakarta, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk ORI016 ini, pemerintah menargetkan bisa menghimpun dana sekitar Rp 9 triliun. Adapun, ORI016 merupakan SBN ritel ke-9 di tahun ini. Untuk 8 penerbitan yang sudah dilakukan sebelumnya, pemerintah berhasil menghimpun Rp 40,2 triliun. Tahun ini pemerintah menargetkan bisa menghimpun dana hingga Rp 60 triliun dari penerbitan SBN ritel.
"Rp 9 triliun untuk penerbitannya, memang ini berbeda dengan sebelumnya, SBR itu non tradable. Ini kan tradable, lebih likuid, jadi targetnya lebih besar," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman di The Goods Dinner beberapa waktu lalu.
Adapun, yang menarik dari ORI016 adalah dapat dijual di pasar sekunder sehingga pembeli dapat menikmati capital gain. Tingkat bunga tetap yang ditawarkan adalah sebesar 6,8% per tahun sampai dengan jatuh tempo pada 15 Oktober 2022.
Dengan minimum pemesanan sebesar Rp 1 juta dan maksimalnya Rp 3 miliar, pembayaran kuponnya akan dilakukan setiap bulan pada tanggal 15. Adapun pembayaran kupon pertama kali dilakukan pada 15 Desember 2019.
(ujm/ujm)