Investor Harap Tenang! BEI Belum Lakukan Protokol Krisis

Investor Harap Tenang! BEI Belum Lakukan Protokol Krisis

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 13 Mar 2020 12:28 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Kondisi pasar modal saat ini terlihat cukup mengkhawatirkan. Bayangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari awal tahun sudah turun 26%.

Banyak faktor yang dianggap menjadi penyebab anjloknya IHSG. Salah satunya maraknya wabah virus corona di seluruh dunia.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penjaga pasar modal sudah mengambil beberapa tindakan untuk meredam kepanikan pasar. Seperti pelarangan melakukan short selling, trading halt 30 menit dan penerapan auto rejection A simetris yang kini batas bawahnya diturunkan jadi 7%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama BEI Inarno Djayadi menegaskan, apa yang telah dilakukan pihaknya itu bukanlah prokol krisis. Aturan-aturan itu hanya untuk meredam kepanikan pasar.

"Kalau kita lihat ke belakang, kita melarang short sell, auto rejection juga. Ini agar at least investor itu tak ikut menjual," tuturnya di gedung BEI, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

ADVERTISEMENT

Menurutnya apa yang terjadi saat ini banyak investor yang tidak rasional. Kebanyakan investor hanya panik melihat kondisi pasar, lalu ikut menjual portofolio sahamnya.

"Sayang kalau dijual pada harga ini. Investor harus rasional, jangan ikutan panik. Kita bukan ngomongin protokol krisis, tapi kita ada hitung-hitungannya secara global. Volatility index, secara global. Ini parameter yang bisa kita mainkan. Bukan masalah protokol krisis. Kita ingin agar investor jangan ikut-ikutan panik," tuturnya.

Justru menurut Inarno, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli saham. Sebab banyak saham yang memiliki fundamental bagus tapi harganya terlalu murah.

"Ini saat yang tepat untuk belanja saham-saham bagus. Institusi cukup besar dari insurance dan dana pensiun akan beli," tambahnya.

Menurut BEI, pada 16 Maret 2020 besok akan ada beberapa dana pensiun dan perusahaan asuransi yang akan melakukan pembelian besar-besaran di pasar saham. Mereka akan disambut oleh BEI dengan melakukan pembukaan perdagangan secara seremonial nanti.

Inarno mengatakan, para dana pensiun dan perusahaan asuransi melakukan pembelian berdasarkan inisiatif mereka sendiri. Mereka menilai penurunan IHSG yang terus menerus sudah membuat banyak saham yang nilainya sudah murah.




(das/eds)

Hide Ads