Rupiah juga sempat tertekan kuat pada akhir 2018 lalu. Saat itu dolar AS menguat signifikan hingga ke level Rp 15.300-an.
Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede tidak hanya rupiah yang babak-belur dihajar dolar AS. Khususnya di Asia, seluruh mata uang ikut tersungkur melawan kurs Negara Paman Sam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, termasuk SGD (dolar Singapura)," kata dia kepada detikcom, Kamis (19/3/2020).
Pelemahan rupiah dan seluruh mata uang negara berkembang melemah terhadap dolar AS menyusul kembali terkoreksinya pasar saham AS pada kemarin. Di tengah kekhawatiran pelaku pasar terhadap virus corona (Covid-19), investor akan memilih untuk mengurangi modalnya di pasar keuangan negara berkembang sehingga menyebabkan pelemahan nilai tukar.
"Pasar keuangan regional cenderung terkoreksi karena investor global mengurangi modalnya dari pasar keuangan negara berkembang dan masuk ke safe haven asset termasuk dolar AS," tambahnya.
(eds/ara)