Wahidin bercerita Bank Banten pernah berencana merger dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Rencana ini pernah disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun rencana tersebut gagal
"Waktu itu kita merger dengan BRI udah mau, kita Rp 1 triliun, BRI-nya sekian tapi kita siap tapi BRI-nya nggak siap. Tapi kalau kemampuan APBD Rp 2,8 triliun sekarang jadi Rp 3 triliun, agak berat kita," kata Wahidin.
Dia berharap merger dengan bank bjb akan mendukung penguatan Bank Banten.
"Pemprov dari awal sudah lakukan upaya mempertahankan, mudah-mudahan ada dukungan bank Jabar nanti bisa," ujarnya.
Wahidin menambahkan Upaya merger ini lanjutya semata-mata atas pertimbangan bisnis dan modal daerah. Ia menampik ada muatan politik dibalik penarikan kas daerah dari Bank Banten dan merger bank ini ke bjb.
Selanjutnya, OJK memberi waktu 3 bulan untuk proses merger. Ada jaminan untuk nasabah termasuk kas daerah di bank tersebut.
"Kalau nasabah sih dijamin nggak ada masalah. Masyarakat cuma merasa kehilangan saja. Masih proses negosiasi antar pihak, masih ada pertemuan-pertemuan,"tutur Wahidin.
(bri/hns)