Pelemahan ini dipicu oleh prediksi dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) yang semuanya menyebut pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 ini akan mengalami kontraksi yang cukup dalam.
"Di 2020 ini kemungkinan besar arah menuju resesi itu cukup besar walaupun negara-negara yang bersangkutan seperti AS, Eropa, Tiongkok dan Indonesia salah satunya optimistis bahwa di kuartal III-IV ekonomi membaik," ungkapnya.
Meski begitu, Ibrahim optimis setelahnya Rupiah bakal kembali menguat. Lantaran, diterapkannya masa transisi di Jakarta yang mengizinkan mal dan kegiatan ekonomi lainnya dibuka seperti biasanya.
"Ini membawa sentimen positif buat rupiah, meski bukan hari ini, bisa saja di hari Selasa atau Rabu rupiah akan kembali menguat," tambahnya.
Secara keseluruha, tren Rupiah pekan ini akan menguat di Rp 13.800 walaupun masih ada sentimen negatif dari luar. Bila posisi Rp 13.800 itu mampu dipertahankan, Rupiah diyakini mampu menembus Rp 13.500 di pekan berikutnya.
"Kalau pekan ini indikasinya menguat bisa ke Rp 13.800, kalau ini jebol bisa menguat lagi ke Rp 13.500," pungkasnya.
Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)