Wells Fargo mencatatkan kerugian pada kuartal pertama karena perlambatan ekonomi yang hebat. Tekanan ekonomi ini membuat bank berupaya untuk melakukan efisiensi dengan memangkas pembayaran dividen hingga 80%.
Mengutip CNN disebutkan Wells Fargo mencatat lonjakan biaya untuk kredit karena bank tak mampu prediksi perekonomian di tengah pandemi.
Pada kuartal II ini Wells Fargo juga menderita kerugian hingga US$ 2,5 miliar. Harga saham juga merosot hingga 66 sen per saham, lebih parah dibanding prediksi sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah kerugian pertama Wells Fargo sejak akhir 2008. Pendapatan turun 18% menjadi US$ 17,8 miliar," kata CEO Wells Fargo Charlie Scharf dikutip dari CNN, Rabu (15/7/2020).
Dia menyampaikan saat ini Wells Fargo adalah bank pertama yang mengakui dalam kondisi kesulitan saat memasuki krisis.
Para investor juga mengaku khawatir karena merosotnya harga saham Wells Fargo hingga 6% dalam perdagangan sebelumnya.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu memaksa Wells Fargo untuk meningkatkan pencadangan kredit hingga US$ 8,4 miliar pada kuartal pertama. Pencadangan ini utamanya untuk kredit real estat komersial dan residensial.
"Kondisi ekonomi saat ini sangat berat dan lebih buruk dari asumsi kami sebelumnya," kata dia.
Analis dari Edward Jones, Kyle Sanders menjelaskan angka yang dikeluarkan Wells Fargo adalah pencadangan terbesar sejak 2008 lalu.
Baca juga: 4 Tanda Bank AS di Ujung Tanduk |
Simak Video "Tantangan dan Peluang Industri Tembakau dalam Kebijakan Baru"
[Gambas:Video 20detik]