Wall Street Anjlok Usai Aksi Jual Saham Teknologi

Wall Street Anjlok Usai Aksi Jual Saham Teknologi

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 24 Jul 2020 08:40 WIB
Pusat bisnis di New York, Wall Street terlihat kosong melompong sebagai dampak
 pandemi Covid-19, Minggu (29/3/2020).
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency
Jakarta -

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street merosot tajam pada penutupan perdagangan Kamis (23/7) kemarin. Investor kompak menjual saham teknologi terkemuka mereka setelah membaca laporan pendapatan yang beragam dan adanya tanda peningkatan kasus pandemi virus Corona (COVID-19).

Kedua faktor tersebut diyakini para investor dapat memperburuk resesi ekonomi yang dalam. Sebelum nilai saham mereka merosot lebih dalam lagi, maka para investor ramai-ramai jual saham selagi harganya masih tinggi.

Dilansir Reuters, Jumat (24/7/2020), aksi jual saham ini meningkat setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc (AAPL.O) sedang menghadapi penyelidikan perlindungan konsumen di berbagai negara. Saham Apple anjlok hingga 4,6% mengakhiri sesi perdagangan kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya Apple, saham teknologi lainnya juga tengah mengalami kejatuhan yang sama mulai dari Microsoft Corp (MSFT.O) hingga Amazon.com (AMZN.O).

Tak heran indeks S&P 500 tercatat anjlok lebih dari 1%, setelah sempat naik berturut-turut dalam empat hari terakhir. Penurunan ini menjadi penurunan persentase harian terbesar sejak 26 Juni.

ADVERTISEMENT

Dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500, 8 di antaranya ditutup di zona merah, yang mana saham teknologi mencatat penurunan terbesar. Musim pelaporan kuartal II berjalan lancar, dengan 113 konstituen S&P 500 telah melaporkan bahwa 77% telah mengalahkan ekspektasi yang sangat rendah.

Secara keseluruhan, indeks S&P 500 turun 40,36 poin atau 1,23% menjadi 3.235,66. Dow Jones Industrial Average melemah 353,51 poin atau 1,31% menjadi 26.652,33. Sedangkan Nasdaq Composite turun 244,71 poin atau 2,29% menjadi 10.461,42.

Microsoft Corp (MSFT.O) turun 4,3%, setelah bisnis cloud computing Azure mengalami penurunan untuk pertama kalinya hingga 50%. Selain itu, saham Tesla Inc (TSLA.O) turun 5,0% karena analis mempertanyakan apakah harga saham produsen mobil listrik cocok dengan kinerjanya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara itu, American Airlines Group Inc (AAL.O) melonjak 3,7% setelah mengumumkan akan kembali menambah jumlah penerbangan pada Agustus dan September. Juga melaporkan kerugian yang disesuaikan per saham sebesar US$ 7,82.

Twitter Inc (TWTR.N) naik 4,1% setelah melaporkan pertumbuhan pengguna harian tahunan tertinggi.

Gejolak pasar saham ini terjadi, karena para investor juga terpengaruh oleh data Departemen Tenaga Kerja, yang menunjukkan kenaikan klaim pengangguran AS. Kini jumlahnya menjadi semakin tak terduga hingga 1,416 juta orang.

Jumlah tersebut tidak termasuk penerima Pandemic Unemployment Assistance, yang akan berakhir pada 31 Juli mendatang.

Selain itu, kekhawatiran juga muncul terhadap total kasus virus Corona AS yang tembus 4 juta kasus baru pada Kamis kemarin, dengan rata-rata hampir 2.600 kasus setiap jam.



Simak Video "Video: BEI Kaji Rencana Pemangkasan Jumlah Satuan Lot Saham"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads