Sebagai informasi soal kinerja Krakatau Steel, terjadi penurunan penjualan bersih akibat dampak pandemi COVID-19 yaitu sebesar 22,3% dari US$ 311,18 juta pada triwulan I 2020 menjadi US$ 241,63 juta pada triwulan II 2020. Namun di sisi lain perseroan mencatatkan laba operasi Semester I 2020 sebesar US$ 79,06 juta. Laba operasi tersebut merupakan akumulasi dari laba operasi pada triwulan I 2020 sebesar US$ 53,64 juta dan pada triwulan II 2020 sebesar US$ 25,42 juta.
Laba operasi Semester I 2020 dimaksud meningkat 211,7% dibandingkan dengan laba operasi pada periode berjalan di Semester I 2019 yaitu sebesar minus US$ 70,74 juta. Ekuitas Perseroan pada semester I 2020 adalah sebesar US$ 471,33 juta meningkat 32,4% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada akhir Desember 2019 yaitu sebesar US$ 356,08 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontribusi peningkatan Laba Periode Berjalan dari anak perusahaan Perseroan pada Semester I 2020 meningkat 438,9% yaitu senilai USD26,27 juta dari sebelumnya pada Semester I 2019 sebesar minus US$ 7,75 juta.
Laba bersih yang diperoleh Perseroan sampai dengan Semester I 2020 salah satunya disebabkan oleh menurunnya biaya operasional Perseroan pada Semester 1 2020 yaitu sebesar 27,5% bila dibandingkan Semester 1 2019. Seperti penurunan biaya energi sebesar 15,7%, penurunan biaya consumable sebesar 16,4%, penurunan biaya spare part sebesar 64,6%, penurunan biaya outsourcing non tenaga kerja sebesar 33,2% dan penurunan biaya outsourcing tenaga kerja sebesar 78,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019.
"Krakatau Steel selain sukses dalam melakukan restrukturisasi hutang, juga telah mampu menurunkan biaya secara signifikan, dan penurunan biaya ini terus konsisten dilakukan sepanjang 2020. Ke depan kita semakin yakin Krakatau Steel akan mampu lebih bersaing dengan produk baja impor," tutur Silmy.
Simak Video "Video: Erick Thohir Ungkap 2 Juta Warga RI Berobat ke LN Capai Devisa Rp 90 T"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/hns)