Sementara ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu terakhir diakibatkan oleh faktor sesaat seperti pembayaran utang pemerintah dan swasta.
Baca juga: Dolar AS Pagi Ini di Level Rp 14.527 |
Oleh karena itu, dirinya menilai pemerintah dan BI harus memiliki prosedur khusus untuk melakukan intervensi pasar demi menjaga stabilitas nilai tukar di tengah kondisi yang tidak menentu seperti sekarang ini. Prosedur khusus ini misalnya menentukan di level berapa BI harus intervensi pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bentuk intervensi ini juga sebagai bentuk BI untuk menenangkan pasar," ujar Yusuf.
Tidak hanya itu, Yusuf mengatakan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan pandemi Corona menjadi kunci menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Karena semakin lama COVID-19 bisa diselesaikan maka semakin lama pula proses pemulihan ekonomi bisa terjadi. Hal ini bisa menjadi persepsi buruk bagi investor yang berpotensi kembali akan mengurangi proporsi portofolionya di Indonesia," ujarnya.
Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/dna)