Peningkatan investasi asing ke pasar China dapat meningkatkan penggunaan mata uang yuan dan mendorongnya jadi cadangan mata uang terbesar ketiga di dunia, setelah dolar Amerika Serikat (AS) dan euro.
Hal ini merupakan hasil analisis Morgan Stanley dalam sebuah laporan yang ditayangkan pada Jumat pekan lalu.
Mengutip CNBC, Senin (7/9/2020) perkiraan mata uang yuan menjadi cadangan terbesar itu muncul ketika pemerintah China mencoba selama bertahun-tahun mempromosikan penggunaan yuan atau yang dikenal sebagai renminbi (RMB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini yuan menyumbang sekitar 2% dari aset cadangan devisa dunia. Angka tersebut bisa naik menjadi 5% dan 10% pada tahun 2030. Jika benar terjadi, maka akan melampaui level yen Jepang dan pound Inggris. Kata para analis, perkiraan itu mengulangi prediksi yang dibuat pada Februari 2019.
Setelah 18 bulan lalu, pemerintah China telah meningkatkan upayanya untuk memungkinkan lembaga keuangan asing masuk ke pasar domestik. Investor luar negeri juga semakin beralih ke pasar China karena potensi keuntungannya relatif lebih tinggi daripada wilayah lain.
Morgan Stanley memprediksi, arus masuk portofolio investasi akan menjadi lebih penting daripada investasi langsung dalam dekade berikutnya, di mana dengan arus masuk kumulatif sekitar US$ 3 triliun.
"Kami memperkirakan manajer swasta dan cadangan akan menghasilkan lebih dari US$ 150 miliar total arus masuk portofolio ke China pada 2020, untuk tahun ketiga berturut-turut, menyoroti transformasi yang sedang berlangsung Arus masuk tahunan harus mencapai US$ 200-300 miliar pada 2010-2030," tulis laporan itu.
Dengan investasi ini, lebih banyak aset global akan disimpan dalam yuan. Pemerintah China secara internasional memegang erat penggunaan mata uang yuan, termasuk mencegah sejumlah modal besar meninggalkan negara itu.
Simak Video "Video: Google Klarifikasi soal Kurs 1 Dolar AS Jadi Rp 8.170"
[Gambas:Video 20detik]