Kisah Bos Sido Muncul Lepas Saham Bisnis Keluarga

Kisah Bos Sido Muncul Lepas Saham Bisnis Keluarga

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 19 Okt 2020 19:15 WIB
Logo Sido Muncul
Foto: Dok. Sido Muncul
Jakarta -

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) kini menjelma sebagai salah perusahaan jamu terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berawal dari bisnis keluarga ini tumbuh besar salah satunya karena penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Direktur Utama SIDO David Hidayat menjelaskan, perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2013. Harga perdana saham saat itu Rp 580 per saham.

Dia bilang, usai IPO perusahaan melakukan sejumlah aksi korporasi dari akuisisi perusahaan farmasi hingga membangun pabrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekspansi beberapa fasilitas produksi salah satunya penyelesaian pabrik Tolak Angin kedua hingga aksi korporasi yang terakhir stock split," katanya dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10/2020).

Dia menjelaskan, proses menggalang dana dari IPO tidak sesulit yang dibayangkan. Dia menyebut, setidaknya ada empat tahap.

ADVERTISEMENT

Pertama, pembenahan internal yang meliputi laporan keuangan, perpajakan hingga sistem manajemen. Hal itu dilanjutkan dengan penyusunan rencana bisnis 5 tahun ke depan, menentukan underwriter hingga lembaga penunjang lainnya.

Kedua, melakukan pendaftaran setelah berkas dan dokumen lengkap ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketiga, melakukan pemasaran atau paparan publik untuk mendapatkan investor.

"Kita sebagai pemegang saham mandiri harus menceritakan tentang perusahaan, bisnis manajemen SIDO dan potensi perusahaan ke depannya untuk meyakinkan calon investor agar mau berinvestasi dengan membeli saham kita," terangnya.

Proses ini berlanjut hingga pemesanan hingga penentuan harga saham perdana. Keempat, distribusi dan pencatatan saham.

Dia mengatakan, baginya IPO bukanlah semata-mata mencari pendanaan. Namun sebagai tranformasi perusahaan untuk menjadi lebih profesional.

Lanjutnya, adapun keuntungan menjadi perusahaan publik ialah banyaknya pihak yang mengawasi, baik regulator maupun investor. Jadi, perusahaan bisa menjalankan tata kelola dengan baik.

"Bagi kami IPO bukan hanya terkiat mencari pendanaan saja tapi pondasi awal transformasi dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang lebih profesional," ujarnya.

untuk dikeahui, saham SIDO pada hari ini ditutup pada Rp 785 per saham atau naik 2,61%. SIDO juga sebelumnya pernah pernah melakukan stock split atau pemecahan saham dengan rasio 1:2.

(acd/dna)

Hide Ads