Cetak Pendapatan Rp 8,58 T, LPKR Bukukan Rugi Rp 2,3 T di Q III/2020

Cetak Pendapatan Rp 8,58 T, LPKR Bukukan Rugi Rp 2,3 T di Q III/2020

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 03 Nov 2020 12:26 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan, bergerak datar menjelang putusan MK soal Pilpres 2014, Kamis (21/08) siang nanti.
Foto: Rengga Sancaya

Disampaikan John, kasus baru COVID-19 yang terus meningkat di Indonesia pada kuartal tiga 2020 menyebabkan penutupan hotel yang berkepanjangan, pengunjung mall yang lebih sedikit dari yang sebelumnya diperkirakan, dan lebih banyaknya dilakukan penanganan COVID di lini bisnis rumah sakit daripada pasien bisnis inti.

"Secara konsolidasi, pendapatan LPKR secara YoY tidak mengalami perubahan. Pendapatan konsolidasi pada sembilan bulan 2020 sebesar Rp 8,58 triliun dibandingkan dengan Rp 8,56 triliun pada sembilan bulan di 2019," ucap John.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak usaha LPKR yaitu Lippo Cikarang melaporkan pertumbuhan pendapatan yang kuat akibat dari suksesnya pemasaran produk hunian rumah tapak yang terjangkau, dan apartemen Orange County yang terus melanjutkan proses serah terima unit.

Pendapatan LPCK pada sembilan bulan 2020 naik sebesar 50% menjadi Rp 1,56 triliun dari Rp 1,04 triliun pada sembilan bulan di 2019. Dimana proyek Orange Country mencatatkan pendapatan sebesar Rp 837 miliar, naik sebanyak 91% Year on Year dari Rp 438 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, pendapatan rumah hunian sebesar Rp 286,1 miliar naik dari Rp 218,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan penjualan tanah di Kawasan industri menjadi sebesar Rp 121,4 miliar pada sembilan bulan 2020 dari Rp66,3 miliar pada sembilan bulan 2019.

Pada kuartal tiga 2020, pendapatan naik sebesar 34,8% menjadi Rp504 miliar seiring dengan kenaikan pendapatan apartemen dan proyek hunian rumah tapak yang naik sebanyak 66,1% dan 125,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara anak usaha lain, Siloam Hospital, hanya turun tipis 4,1% secara year on year menjadi Rp5 triliun dari Rp5,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski pengalami penurunan, Siloam masih berkontribusi sebanyak 80,5% terhadap total pendapatan recurring perusahaan di sembilan bulan 2020, sementara pada periode sama tahun lalu berkontribusi sebanyak 75,2%.

Pada sembilan bulan 2020, Siloam mengoperasikan 39 rumah sakit di seluruh Indonesia. Disampaikan John, Siloam telah meningkatkan kapasitas testing COVID-19 secara signifikan untuk mendukung upaya Indonesia dalam menanggulangi virus. Selama sembilan bulan 2020, Siloam telah melakukan 70 ribu tes PCR dan lebih dari 700 ribu tes rapid dan serologi. Selain meningkatkan kapasitas tes, Siloam juga mendedikasikan 4 rumah sakit khusus untuk penanganan COVID-19.

LPKR membukukan laba bruto konsolidasian di sembilan bulan 2020 sebesar Rp 3,32 triliun dari Rp 3,29 triliun pada periode sama tahun sebelumnya Laba bruto pada segmen Real Estate Development naik sebesar 71,2% YoY menjadi Rp934 miliar di sembilan bulan 2020 dari Rp545 miliar pada sama tahun lalu.

Sedangkan laba bruto lini bisnis Real Estate Management & Services (rumah sakit, mall dan yang lainnya) turun sebanyak 12,3% YoY menjadi Rp 2,32 triliun pada sembilan bulan 2020 dari Rp 2,65 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pelepasan lindung nilai yang proaktif, peluncuran obligasi, retap obligasi dan divestasi First REIT membantu memperbaiki neraca keuangan.

Pada paruh pertama 2020, LPKR memperkuat posisi kas dan mengubah jatuh tempo utang dengan cara refinancing obligasi perseroan yang jatuh tempo tahun 2022, dan memperpanjang jatuh tempo hingga 2025.

Saldo kas dan setara kas pada 1H20 sebesar Rp4,54 triliun dibandingkan dengan Rp4,69 triliun pada akhir tahun 2019. Perseroan meningkatkan posisi kas sebanyak Rp860 miliar dari pelepasan lindung nilai yang ada dan menggantinya dengan lindung nilai dollar pada Rp15.000 ke Rp17.500 pada 1H20. Inisiatif ini juga diikuti dengan divestasi unit First REIT yang membantu meningkatkan kas sebanyak Rp 249 miliar.

Ditambahkan John, launching rumah tapak di Lippo Village untuk pertama kalinya setelah 4 tahun melalui proyek Cendana Homes, mampu terjual habis dalam hitungan jam. Meski pendapatan recurring terganggu oleh pandemi COVID-19, John memastikan bisnis properti perlahan lahan telah pulih dan mendekati normal.

"Kuartal ketiga sangat sukses untuk lini bisnis property dengan marketing sales sebesar Rp 1,2 triliun, atau kenaikan sebesar 304% YoY. Kami berharap di tahun-tahun mendatang ketika kami melakukan evaluasi terhadap perubahan yang terjadi di Lippo Karawaci, kami dapat menunjukkan kuartal ini sebagai titik balik dimana lini bisnis property di bawah tim manajemen baru telah sukses," ucap John.

Sayang, kinerja positif dari sisi pendapatan itu belum berhasil diimbangi dengan penurunan beban usaha. Apa lagi, Indonesia turut merasakan imbas pandemi virus corona yang menyebabkan tekanan cukup besar pada perekonomian nasional. Akibatnya, perusahaan masih membukan rugi bersih sebesar Rp 2,34 triliun selama periode tersebut.


(das/dna)

Hide Ads